Debat Pilkada Magelang, Strategi Sudaryanto dan Grengseng Meningkatkan Lapangan Kerja

Debat Pilkada Magelang, Strategi Sudaryanto dan Grengseng Meningkatkan Lapangan Kerja

MAGELANG, KOMPAS.com - Debat perdana pemilihan bupati dan wakil bupati Magelang, Jawa Tengah, berlangsung di Grand Artos Hotel & Convention pada Senin (28/10/2024) malam.

Debat ini menghadirkan dua pasangan calon, yaitu Sudaryanto-Agung Trijaya (Satria) dan Grengseng Pamuji-Sahid (Progress).

Dalam sesi tanya jawab, pasangan Satria mendapatkan pertanyaan mengenai program peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan.

Sudaryanto menjanjikan untuk menyediakan kursus-kursus seperti tata rias, kecantikan, dan menjahit.

Dia juga berkomitmen untuk memberikan modal bagi perempuan yang ingin merintis usaha, meskipun tidak merinci detail mengenai modal dan usaha yang dimaksud.

Lebih lanjut, Sudaryanto menyatakan bahwa mereka akan membuka lapangan kerja bagi perempuan di pabrik-pabrik yang ada di Kabupaten Magelang.

"Kami juga akan mengundang investor-investor untuk membuka usaha di Kabupaten Magelang sehingga (angkatan kerja perempuan) tersalurkan," ungkapnya.

Sementara itu, pasangan Progress menjanjikan riset dan teknologi untuk produk pertanian dengan fokus pada tiga aspek; kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

"Saya yakin pasar akan membutuhkan dan menyerap produk-produk tersebut," klaim Grengseng.

Debat ini menjadi ajang penting bagi kedua pasangan calon untuk memperkenalkan visi dan misi mereka kepada masyarakat menjelang pemilihan yang akan datang.

Pasangan calon nomor urut 1, Sudaryanto-Agung Trijaya, menekankan pentingnya keselarasan kebijakan antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.

Mereka merumuskan visi “Magelang Mantap”, yang berarti maju, aman, sejahtera, dan bermartabat.

Namun, Sudaryanto tidak dapat menyampaikan misi-misinya dalam durasi yang ditentukan karena waktu habis.

Sementara itu, pasangan nomor urut 2, Grengseng Pamuji-Sahid, memperkenalkan visi Panca Dharma.

Visi ini berfokus pada pembangunan sumber daya manusia, birokrasi responsif dan akuntabel, ekonomi lokal, pemerataan pembangunan, serta pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan tanggap bencana.

Misi-misi yang diusung pasangan Grengseng-Sahid antara lain mencakup pendidikan gratis dari tingkat dasar hingga lanjut, insentif sebesar Rp 3 juta bagi guru mengaji dan pendidik agama, serta penyediaan layanan kesehatan gratis.

Mereka juga berkomitmen untuk memberikan rumah layak huni bagi keluarga miskin ekstrem dan melibatkan semua unsur masyarakat, termasuk kelompok disabilitas, dalam pembangunan.

 

Sumber