Debat Pilkada Palangka Raya, 2 Paslon Adu Strategi Ketahanan Pangan Lokal
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Dalam debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), kedua pasangan calon (paslon) diuji untuk menyelesaikan masalah ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah.
Pilkada ini mempertemukan paslon nomor urut 1, Rojikinnor-Vina Panduwinata, dan paslon nomor urut 2, Fairid Naparin-Achmad Zaini, yang merupakan petahana.
Acara debat yang digelar di Hotel Bahalap, Minggu (3/11/2024), moderator mengajukan pertanyaan kepada kedua paslon mengenai langkah-langkah strategis untuk mendukung produksi pangan lokal dan memperbaiki sistem distribusi pangan di Kota Palangka Raya.
Calon Wali Kota nomor urut 1, Rojikinnor, mengakui Kota Palangka Raya tidak memiliki lahan pertanian yang luas. Namun kota ini memiliki potensi dalam pengembangan ketahanan pangan di sektor perikanan dan peternakan.
“Dua sektor ini penting, oleh sebab itu salah satu program yang kami unggulkan adalah memberikan bantuan atau pembinaan kepada petani-petani lokal yang bergerak di sektor peternakan dan perikanan,” jelas Rojikinnor.
Rojikinnor menambahkan, dukungan kepada peternak dan nelayan akan diberikan melalui bantuan bibit, pendampingan, dan stimulus permodalan.
“Dengan demikian kami berharap agar suatu ketika Palangka Raya memiliki ketahanan pangan yang kuat, di bidang peternakan dan perikanan, di samping memang kita perlu mengembangkan pertanian, khususnya lahan-lahan yang bisa diujicobakan,” ujarnya.
Rojikinnor juga berharap lahan-lahan yang diuji coba dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan, terutama dalam penyediaan beras, di samping sektor perikanan dan peternakan.
“Melalui strategi ini kita tidak lagi mendapatkan impor dari Banjarmasin atau daerah-daerah sekitarnya, sehingga Palangka Raya mampu mencapai swasembada pangan, baik itu beras maupun daging yang dikonsumsi sehari-hari,” jelasnya.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota nomor urut 2, Achmad Zaini, mempertanyakan strategi paslon nomor urut 1 untuk mencapai swasembada beras di tengah keterbatasan lahan yang mayoritas merupakan lahan gambut.
Rojikinnor menekankan, prioritas pihaknya tetap pada sektor perikanan dan peternakan, yang dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan.
“Terkait lahan, saya kira kita tidak boleh lagi bicara soal ketersediaan lahan yang sedikit. Kita punya teknologi untuk mengatasi daya dukung lahan, contohnya di Jepang, orang sudah bisa menanam di air,” jelas Rojikinnor.
Dia menambahkan, jangan biarkan persoalan ketidakcocokan lahan membuat optimisme terhadap pencapaian swasembada pangan menjadi pudar.
“Kita harus melakukan adaptasi teknologi untuk transformasi agar pertanian di Palangka Raya bisa maju,” tegasnya.