Debat Saling Serang antara Ridwan Kamil dan Rano Karno Justru Untungkan Si Doel

Debat Saling Serang antara Ridwan Kamil dan Rano Karno Justru Untungkan Si Doel

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif The Prakarsa, Ah Maftuchan, menilai sesi debat antara calon gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil dengan calon wakil gubernur nomor urut 3 Rano Karno memberikan kesempatan bagi Rano untuk menunjukkan rasa percaya dirinya memimpin Jakarta.

“Closing-nya (Rano) menunjukkan konfidensi yang cukup tinggi. ‘Kalau gue bisa beresin kampung orang, enggak mungkin gue enggak bisa beresin kampung sendiri’,” ujar Ah Maftuchan dalam tayangan Obrolan Newsroom di YouTube Kompas.com, Minggu (27/10/2024).

Maftuchan menambahkan, pernyataan Rano ini dapat menguatkan keyakinan para pendukungnya dan meredakan keraguan publik atas komitmennya di Jakarta.

“Bagi pecinta Rano dan orang yang masih ragu, mereka akan mendapatkan pesan bahwa Rano confident untuk bangun kampungnya sendiri,” kata Maftuchan.

Sebelumnya, dalam debat kedua Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil melontarkan kritik terhadap kinerja Rano Karno saat menjabat sebagai gubernur Banten pada periode 2012-2017.

Ridwan menyebut bahwa sejumlah proyek strategis nasional di Banten tidak berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten, yang bahkan tercatat menurun.

“Dalam catatan saya, dari 2012 sampai 2017, Indeks Pembangunan Manusia Banten tidak naik. Yang terjadi bukan stabil, malah turun 0,07,” ujar Ridwan. Ia mempertanyakan alasan penurunan IPM di tengah tingginya pembangunan.

Menanggapi kritik tersebut, Rano menjelaskan bahwa penurunan IPM disebabkan oleh keterbatasan kewenangan selama ia menjabat.

“Saya menjabat wakil gubernur Banten dari 2012-2013 dan menjadi pelaksana tugas (plt) dari 2013-2016 setelah Ratu Atut Chosiyah tersandung kasus korupsi. Saya resmi menjadi gubernur pada 2016-2017,” kata Rano.

Ia juga menyoroti kesulitan berkoordinasi dengan berbagai pihak di Banten, termasuk pergantian dua Kapolda dan dua Panglima Kodam.

“Akang bisa bayangkan bagaimana saya harus berkoordinasi dengan situasi seperti ini?” ujarnya.

Rano menambahkan, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan 13 proyek strategis nasional di Banten, termasuk Bandara Soekarno-Hatta dan Tol Serang-Panimbang, yang diyakini akan meningkatkan IPM Banten.

“Dengan adanya kawasan ekonomi khusus di Tanjung Lesung, insya Allah, Banten segera bisa mengejar indeks yang Akang impikan,” ungkap Rano.

Ridwan Kamil merespons penjelasan Rano dengan menekankan bahwa koordinasi adalah tanggung jawab seorang pemimpin.

“Saya juga menghadapi situasi serupa di Jawa Barat. Pangdam-nya ada dua, Siliwangi dan Jaya. Tugas pemimpin adalah berkoordinasi,” kata Ridwan.

Ridwan kemudian menyoroti bahwa meskipun banyak proyek strategis di Banten, penurunan tingkat pengangguran hanya sedikit, dan masih ada 48 desa tertinggal di akhir masa jabatan Rano.

“Menjadi pemimpin tidak harus selalu mencari alasan-alasan ke orang lain. Mudah-mudahan kalau terpilih kita fokus untuk membuat Jakarta lebih baik,” tegas Ridwan.

Rano pun menutup pernyataannya dengan optimisme untuk membangun Jakarta.

“Kalau saya enggak bisa ngebenerin kampung saya Jakarta, saya enggak maju jadi wakil gubernur. Ini Jakarta memanggil saya, saya harus benahi,” ujarnya.

Sumber