Delta Dunia Makmur (DOID) Bukukan Rugi Rp211,43 Miliar Kuartal III/2024
Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan rugi sebesar US$13,96 juta atau sekitar Rp211,43 miliar (Kurs Jisdor Rp15.144 per dolar AS) sepanjang periode Januari sampai September 2024.
Posisi itu berbanding terbalik dari raihan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencetak laba bersih sebesar US$21,66 juta atau sekitar Rp328,05 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis (19/12/2024), DOID mencetak pendapatan sebesar US$1,34 miliar atau setara dengan Rp20,43 triliun sepanjang periode 9 bulanan 2024.
Posisi itu lebih rendah 1,05% dari pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$1,36 miliar atau setara dengan Rp20,64 triliun.
Pendapatan itu sebagian besar berasal dari pelanggan PT Indonesia Pratama dengan nilai transaksi mencapai US$321,19 juta, PT Berau Coal sebesar US$236,6 juta, PT Adaro Indonesia sebesar US$152,25 juta dan BM Aliance Coal Operations Pty Ltd mencapai US$115,84 juta.
Kendati demikian, beban pokok pendapatan DOID naik ke level US$1,21 miliar pada periode 9 bulanan 2024, lebih tinggi 2,54% dari pencatatan periode yang sama tahun sebelumnya di level US$1,18 miliar.
Porsi beban sebagian besar berasal dari akun jasa perbaikan dan jasa pemeliharaan mencapai US$308,69 juta, beban karyawan US$280,13 juta, penyusutan dan bahan bakar masing-masing US$191,02 juta dan US$178,06 juta.
Setelah dikurangi beban pokok pendapatan, DOID membukukan laba bruto sebesar US$130,87 juta atau susut 27,96% dari posisi pencatatan periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$181,68 juta.
Sementara itu, total aset DOID sampai akhir September 2024 sebesar US$1,63 miliar, lebih rendah dari posisi yang berakhir Desember 2023 mencapai US$1,87 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas DOID juga mengalami penyusutan ke level US$1,41 miliar, yang berasal dari liabilitas jangka pendek sebesar US$485,12 juta dan liabilitas jangka panjang US$932,88 juta.
Adapun, total ekuitas DOID sampai akhir September 2024 sebesar US$245,07 juta, lebih rendah dari posisi yang berakhir Desember 2023 di angka US$272,6 juta.