Demo Rekap Pilkada di Jayapura, Warga Bentangkan Spanduk “Partai Coklat”
JAYAPURA, KOMPAS.com - Ratusan warga Jayapura, pendukung pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Provinsi Papua nomor urut 1, Benhur Tommy Mano (BTM) dan Yeremias Bisai (YB) mendatangi lokasi pleno rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jayapura yang berlangsung di Hotel Grand Abe, Kota Jayapura, Senin (9/12/2024) malam.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, ratusan warga ini mendatangani lokasi pleno di Hotel Grand Abe, Distrik Abepura, Kota Jayapura, sekitar pukul 20.30 WIT. Tepat di depan hotel, massa langsung berorasi meminta penjelasan terkait pleno PPD Distrik Jayapura Selatan yang tidak dilakukan hingga saat ini.
Demo ini sebagian besar dilakukan oleh para perempuan sebagai dukungan moral terhadap suara rakyat yang telah diberikan kepada paslon Benhur Tommy Mano dan Yeremias Bisai di Kota Jayapura.
Ratusan warga yang berdemonstrasi ini datang membawa spanduk dengan beragam tulisan. Salah satu spanduk yang menarik perhatian adalah spanduk bertuliskan "Partai Coklat Hentikan Sandiwaramu yang Merusak Kepercayaan Rakyat pada Institusi Negara”.
Ada juga spanduk lainnya seperti “Rakyat Sudah Tahu Kemenangan Benhur Tommy Mano dan Yeremias Bisai (BTM-YB)” dan ada juga spanduk bertuliskan “Setop Rampok Kemenangan Rakyat Bersama BTM-YB” dan berbagai spanduk lainnya.
Demo yang dilakukan pada malam hari ini dijaga ketat oleh aparat gabungan TNI dan Polri yang sudah berjaga-jaga sejak beberapa hari.
Ketua Relawan Jarum BTM-YB, Yulianus Dwaa menduga keterlibatan partai coklat dalam Pilkada Papua dinilai telah melampaui batas. Partai coklat merujuk pada institusi kepolisian yang seharusnya netral pada pilkada.
“Tindakan mereka tidak hanya menimbulkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga berpotensi memicu konflik yang dapat merusak kebersamaan yang selama ini terpupuk baik di tanah Papua,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin malam.
Menurut Yulianus, masyarakat Papua berhak mendapatkan pilkada yang damai, adil, dan bebas dari intervensi yang mencederai demokrasi.
“Partai coklat dan pihak-pihak lain yang mencoba merusak proses demokrasi ini harus bertanggung jawab atas dampak buruk yang mereka ciptakan,” ujarnya.
Dia menyatakan, demokrasi adalah milik rakyat, bukan alat segelintir pihak untuk mempertahankan kekuasaan.
“Mari bersama menjaga masa depan Tanah Papua yang lebih baik, dengan memastikan pilkada berjalan jujur, adil, dan demokratis,” ujarnya.
Ratusan pendemo itu membubarkan diri setelah Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Jayapura Kota, Komisaris Polisi (Kompol) Clief Duwit bernegosiasi dengan para perwakilan untuk menenangkan massa.
Setelah melakukan negosiasi, massa kemudian membubarkan diri dan kembali ke titik kumpul, sambil menunggu keputusan KPU Kota Jayapura.