Dewi Motik Serahkan Dokumentasi Perjalanan Hidupnya ke ANRI
Pengusaha perempuan yang dikenal juga sebagai motivator, Dewi Motik Pramono, menyerahkan dokumentasi pribadinya kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Dewi Motik percaya pentingnya arsip pribadi sebagai rekam sejarah dan ilmu yang bisa dibagikan kepada masyarakat Indonesia secara luas.
Penyerahan dokumentasi Dewi Motik terlaksana di Gedung ANRI, Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2024). Hadir dalam gelaran ini, Plt Kepala ANRI Imam Gunarto, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani, Ketua DWP ANRI Dwi Muldasih, hingga Sri Romadhiyati (Ibu Harmoko).
"Orang bilang gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, ya manusia mati meninggalkan nama. Tapi, nama itu kinerja kita selama hidup tidak bisa dikenang hanya dengan pikiran kita, karena terbatas. Terbatasnya ingatan kita, satu-satunya cara yang bisa mengabadikan adalah arsip," kata Imam dalam sambutannya.
Imam berharap tindakan yang dilakukan oleh Dewi Motik mampu menjadi inspirasi bagi tokoh perempuan Indonesia. Dia menyebut kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengarsipkan perannya masih minim.
"Momen penyerahan arsip Ibu Dewi Motik sekarang ini saya harap menjadi inspirasi bagi semua tokoh perempuan Indonesia untuk menyerahkan arsip ke ANRI. Diserahkan ke ANRI untuk dijaga selama Indonesia ada, untuk dijaga selama-lamanya dan dipakai untuk menginspirasi bangsa," ujar Imam.
"Langkah yang sekarang ini, penyerahan arsip dari Ibu Dewi Motik adalah teladan ya, teladan yang saya kira hanya dilakukan oleh few people, beberapa orang, karena memang kesadaran kearsipan di Indonesia tidak seperti di Eropa," tambahnya.
ANRI berharap penyerahan arsip ini dapat mengunggah tokoh bangsa yang lain. Ia ingin kesukarelaan masyarakat untuk mengabadikan perannya di ANRI dapat terus berjalan.
"Mungkin dengan acara ini ini akan mengunggah, para tokoh untuk bisa menyerahkan arsipnya ke Arsip Nasional," katanya.
Dewi Motik, dalam kesempatan yang sama bercerita dorongan dirinya untuk menyerahkan dokumentasi ke ANRI lantaran sang anak. Ia menyebut perjalanan karier hingga pengalaman pribadi nyatanya bisa menjadi ilmu dan bacaan bagi orang lain.
"Semua sesuatu pekerjaan yang baik-baiknya, sebaiknya didokumentasikan. jadi buat saya di sini, yuk kita semua komunitas Indonesia yang mempunyai nilai apa yang dikerjakan," kata Dewi Motik.
"Kita meninggalkan dunia nggak tahu kapan. Jadi yang saya katakan bahwa dokumentasi is very important," tambahnya.
Dewi Motik menyerahkan dokumentasi perjalanan dirinya berupa koleksi foto pribadi, potongan kliping koran, maupun majalah hingga buku. Dokumentasi itu bercerita mulai dari perjalanan karier sebagai seniman, pendidik hingga pengusaha perempuan Indonesia.
Ia menyerahkan arsip pribadi berupa 14 kategori. Beberapa di antaranya termasuk perjalanan karier di ajang pemilihan Abang None Djakarta 1968, Top Model tahun 1974, pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia tahun 1976, Puteri Ayu tahun 1981-1984, Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) periode 2009 hingga 2014.
Ia juga mengarsipkan perannya sebagai pendiri sekolah TK dan SD Ar Rahman Motik tahun 1985, pendiri dan pengelola Lembaga Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan (LPKK) Demono tahun 1989, pelukis dan pendidik dari tahun 1992-2000 hingga penulis sembilan buku.
Dewi Motik juga berkolaborasi dengan Hartono Sumarsono memperkenalkan Batik Nitiswastra pada peringatan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2024. Ia berharap perempuan di Indonesia bisa lebih berdaya.
Simak juga Video ‘Eksklusif! Melihat Naskah Asli Proklamasi Indonesia’
[Gambas Video 20detik]