Diborong Bank Sentral China, Harga Emas Melesat
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mencapai level tertinggi dalam dua pekan pada perdagangan Senin (9/12/2024) menyusul pembelian oleh bank sentral China setelah jeda selama enam bulan.
Sentimen pasar juga ditopang oleh antisipasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS pekan depan.
Melansir Reuters, Selasa (10/12/2024), harga emas di pasar spot menguat 1,1% ke level US$2.662,98 per troy ounce pada perdagangan Senin. Adapun harga emas berjangka Comex menguat 1% ke level US$2.685,50 per troy ounce.
Pada awal perdagangan Selasa, harga emas spot terpantau stabil dengan melemah tipis 0,09% ke US$2.661,69 per troy ounce.
People’s Bank of China (PBOC) pada Sabtu pekan lalu mengatakan telah membeli 160.000 troy ons emas murni pada November, mengakhiri jeda pembelian selama enam bulan. PBOC telah menjadi pembeli utama emas batangan sejak akhir 2022.
Kepala analis komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan faktor utama penguatan harga emas saat ini adalah berita bahwa PBOC melaporkan bahwa mereka kembali melanjutkan pembelian emasnya.
“Pasar menjadi berharap bahwa bank sentral lain mengikuti dan kita bisa melihat kembalinya rekor pembelian di wilayah tersebut,” kata Melek seperti dikutip Reuters, Selasa (10/12).
Kembalinya pembelian PBOC dapat mendukung permintaan investor di negara ini. Pada tahun 2023, China adalah pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia, tetapi PBOC menghentikan aksi beli selama 18 bulan berturut-turut sejak Mei 2023.
Pembelian bank sentral yang kuat telah memainkan peran utama dalam mendukung rekor reli emas tahun ini, di samping pelonggaran kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik.
Bank sentral AS The Fed memulai siklus pelonggaran suku bunganya dengan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada September, diikuti oleh pemangkasan 25 bps pada November.
Pelaku pasar memperkirakan peluang 86% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed 17-18 Desember 2024 mendatang.
Namun, analis StoneX Rhona O’Connell mengatakan jika The Fed memutuskan menahan suku bunga dan mengungkapkan kehati-hatian mereka, hal ini akan memberikan tekanan sementara pada harga emas,
“Untuk jangka menengah, faktor penarik geopolitik dan tekanan bank melebihi faktor penarik lainnya,” jelasnya.
Gejolak di Timur Tengah meningkat pada akhir pekan karena pemberontak Suriah mengambil alih Damaskus setelah perang saudara selama 13 tahun, memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.
Emas batangan yang tidak menawarkan imbal hasil tumbuh subur di lingkungan dengan suku bunga rendah dan biasanya menarik investor selama masa ketidakstabilan politik dan ekonomi yang intens.