Diduga Bolos Dinas Wajib Militer, Apa Sanksi yang Dihadapi Mino WINNER Seandainya Menjadi Prajurit Siswa TNI?
JAKARTA, KOMPAS.com - Personel boy band WINNER, Song Min Ho atau yang dikenal Mino WINNER diduga bolos dan melakukan manipulasi data kehadiran saat dinas wajib militer (wamil).
Dugaan tersebut diungkapkan oleh Media Korea Selatan, Dispatch. Pada Selasa (17/12/2024), Dispatch melaporkan bahwa Mino diduga tidak hadir di tempat tugasnya di Fasilitas Kesejahteraan Mapo.
Awalnya Dispatch menyoroti ketidakhadiran Mino WINNER di tempatnya bertugas. Pria berusia 31 tahun itu disebut melakukan perjalanan ke Hawaii selama enam hari lima malam sejak 30 Oktober 2024.
Dispatch mengunjungi Fasilitas Layanan Masyarakat Mapo pada tanggal 11 November 2024. Namun, Mino tidak terlihat di mana pun.
Kemudian, Dispatch kembali pada 12, 13, 14, dan 15 November dan tidak dapat menemuinya. Bahkan setelah perjalanannya ke Hawaii, Mino tidak masuk kerja.
Menurut laporan tersebut, Dispatch mengunjungi fasilitas tersebut lebih dari 10 kali antara bulan November dan awal Desember, tetapi tidak melihat Song Min Ho sekali pun.
Selain itu, pengawas yang bertanggung jawab atas Song Min Ho, menolak untuk mengungkapkan catatan kehadiran atau rekaman CCTV dengan alasan masalah privasi.
Agensi YG Entertainment membantah dugaan Mino WINNER bolos dinas wamil.
“Sulit bagi kami untuk mengonfirmasi detail spesifik terkait tugas Song Mino. Namun, cuti medis tersebut merupakan perpanjangan dari perawatan yang telah diterimanya sebelum menjalankan tugasnya," kata pihak YG Entertainment, Selasa (17/12/2024).
YG Entertainment mengklarifikasi bahwa Mino menaati aturan libur dan cuti wamil.
"Semua cuti lainnya, termasuk cuti tahunan, digunakan sesuai dengan peraturan," tutur YG Entertainment.
Fasilitas Kesejahteraan Penduduk Mapo juga menyangkal tudingan dari Dispatch.
"Dia telah bertugas sesuai dengan peraturan,” ungkap pihak Fasilitas Kesejahteraan Penduduk Mapo.
Adapun Song Min Ho memulai tugas sebagai pekerja layanan publik pada bulan Maret tahun lalu dan dijadwalkan selesai pada tanggal 23 Desember 2024.
Mino bekerja di sana sebagai pekerja sosial dan bertugas membantu operasional fasilitas tersebut.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen TNI Hariyanto mengungkapkan, dalam konteks TNI, disiplin adalah salah satu pilar utama yang dijunjung tinggi oleh setiap prajurit, termasuk siswa yang sedang menjalani pendidikan militer.
Hal itu disampaikan Hariyanto terkait apabila ada prajurit siswa yang melakukan pelanggaran saat menjalani pendidikan militer.
"Mengenai sanksi terhadap siswa prajurit yang melanggar, seperti bolos atau memanipulasi absensi saat pelatihan, terdapat mekanisme dan tahapan yang berlaku sesuai aturan yang telah ditetapkan," jelas Hariyanto kepada Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Hariyanto menyampaikan, ada empat tahapan yang akan dilakukan apabila seorang prajurit siswa melakukan pelanggaran, berikut di antaranya
- Evaluasi Awal
Setiap pelanggaran disiplin akan terlebih dahulu diperiksa melalui proses evaluasi internal. Komandan satuan pendidikan akan menyelidiki motif dan kronologi kejadian untuk memastikan kebenarannya.
- Tahapan Sanksi
Sanksi yang diberikan bersifat bertahap dan proporsional, sesuai tingkat pelanggaran. Misalnya
Teguran atau peringatan keras bagi pelanggaran ringan.
Pengulangan pelatihan atau hukuman disiplin fisik yang mendidik bagi pelanggaran menengah.
Bila pelanggaran dianggap berat, seperti manipulasi data yang disengaja, maka siswa tersebut bisa menghadapi sanksi berat hingga pemecatan dari pendidikan.
- Pertimbangan Khusus
Namun, keputusan untuk memberikan sanksi tegas seperti pemberhentian bukanlah hal yang diambil secara sembarangan.
Terdapat berbagai aspek yang dipertimbangkan, seperti rekam jejak siswa selama pendidikan dan dampak dari pelanggaran tersebut terhadap kedisiplinan institusi secara keseluruhan.
- Konsekuensi Moral dan Etika
Selain sanksi formal, pelanggaran semacam ini mencerminkan ketidaksiapan untuk menjadi bagian dari TNI yang berkomitmen tinggi terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Oleh sebab itu, pelaku akan diberikan pembinaan khusus jika masih ada peluang perbaikan.
Hariyanto menegaskan, setiap kasus yang terjadi pada institusi TNI akan ditangani secara profesional dan sesuai aturan.
"Harapan kami, seluruh siswa prajurit mampu memahami pentingnya kedisiplinan sebagai fondasi menjadi prajurit TNI yang tangguh dan terpercaya," pungkas Hariyanto.