Dikritik Megawati soal Hasto Tersangka, KPK: Kami Fokus Tangani Perkara
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri terkait langkah lembaga antirasuah yang menetapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto (HK) sebagai tersangka.
Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan, KPK tidak dalam kapasitasnya menanggapi kritik dalam penetapan tersangka Hasto.
Dia menegaskan bahwa KPK akan fokus dalam melengkapi setiap unsur pasal yang disangkakan kepada Hasto.
"Bagi kami saat ini tidak tentunya kritik kemudian juga apa pun itu, tidak dalam kapasitas kami untuk menanggapinya. Kami lebih fokus kepada bagaimana untuk memenuhi atau melengkapi setiap unsur-unsur pasal yang dipersangkakan," kata Asep di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Asep lantas mengungkapkan, upaya melengkapi konstruksi perkara itu dilakukan dengan memeriksa sejumlah saksi, tersangka, penggeledahan, penyitaan, dan upaya paksa.
"Untuk kita benar-benar mencari informasi dan juga bukti-bukti terkait dengan perkara yang sedang kita tangani," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menilai KPK kurang kerjaan karena hanya menyasar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sementara masih banyak kasus hukum besar yang tak tersentuh.
Hal tersebut disampaikan Megawati dalam pidato politiknya di acara pembukaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
“Belum lagi apa coba, KPK itu saya yang bikin. Mosok enggak ada kerjaan lain. Yang dituding, yang diubrek-ubrek hanya Pak Hasto, iku wae (itu saja). Ayo wartawan tulis itu. Karena kan sebenarnya banyak yang malah sudah tersangka. Tapi (KPK) meneng wae (diam saja)," kata Megawati.
Megawati mengatakan, dia selalu mencari tahu perkembangan terbaru lewat media massa.
Dia ingin membuktikan tesisnya bahwa KPK tak hanya sekadar menyasar Hasto dan mengerjakan kasus lainnya yang benar-benar lebih penting dikerjakan oleh KPK.
Namun, Megawati justru mengaku bahwa dia tidak menemukan kabar baru saat mencari tahu di media massa.
"Aku kalau udah tiap hari buka koran, mungkin ada tambahan (kasus besar yang ditangani KPK). Eh, enggak ada. Tadi aja sebelum ke sini ya begitu," ujarnya.
Presiden Kelima RI ini lalu mengaku geram dan ingin angkat suara untuk mendorong agar KPK berani mengusut kasus-kasus korupsi yang benar-benar besar.
Kendati begitu, dia menahan diri agar tidak mendahului KPK karena merasa hal tersebut tidak sopan. Meski begitu, Megawati meminta kadernya agar tidak takut.
"Ntar kalau saya ngomong, saya ini, apa ya, tidak sopan. Masa kalian gitu saja takut? Sebenarnya takut itu apa sih? Kan saya sudah ngomong, (ketakutan) itu ilusi," kata Megawati.
Lebih lanjut, dia kembali mengingatkan agar KPK tidak hanya mengurusi kasus remeh temeh dengan kerugian negara yang jumlahnya kecil.
“Lho ngopo to, hanya nggoleki kroco-kroco (mencari yang kecil-kecil). Mbok yang benar-benar, sing jumlahe T T T (yang jumlahnya triliun) lha endi (mana)? Saya lalu dibilang, Ibu Mega mengkritik saja. Lho enggak, orang yang saya bilang itu benar. Saya ingin KPK itu yang benar,” ujar Megawati.