Dimakzulkan, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Malah Naik Gaji
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, yang berstatus nonaktif usai dimakzulkan parlemen, akan menerima kenaikan gaji yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Meski sedang diselidiki atas penetapan darurat militer dan akan menghadapi sidang pemakzulan di Mahkamah Konstitusi, Yoon tetap akan naik gaji.
Langkah Yoon menetapkan darurat militer singkat pada 3 Desember lalu yang menangguhkan pemerintahan sipil dan mengirimkan tentara ke parlemen, telah menjerumuskan Korsel ke dalam krisis politik terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Yoon telah dimakzulkan parlemen pada pertengahan Desember lalu dan kini sedang menunggu keputusan akhir Mahkamah Konstitusi, yang dapat memperkuat pemakzulannya atau mengembalikannya ke kekuasaan.
Secara terpisah, Yoon menghadapi penyelidikan atas tuduhan pemberontakan dengan para penyelidik berupaya menangkapnya untuk diinterogasi.
Namun di tengah situasi tersebut, seperti dilansir AFP, Senin (13/1/2025), Yoon akan diberi kenaikan gaji meskipun dia masih "bersembunyi" di kediaman kepresidenan dan menggunakan pengawal kepresidenan untuk menolak penangkapan beberapa waktu lalu.
Kenaikan gaji untuk Yoon itu tertuang dalam tabel gaji pegawai negeri sipil Korsel untuk tahun 2025 dalam dokumen dari Kementerian Manajemen Personalia, yang dilihat oleh AFP pada Senin (13/1) waktu setempat.
Dokumen itu menunjukkan gaji Yoon akan naik menjadi 262,6 juta Won (setara Rp 2,9 miliar) – naik sebesar tiga persen dibandingkan tahun lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Yoon saat ini dinonaktifkan dari tugasnya karena mosi pemakzulan masih dibahas oleh Mahkamah Konstitusi, sehingga dia tetap mempertahankan statusnya sebagai Presiden Korsel dan masih akan menerima gaji juga tunjangan keamanan.
"Ini membuat darahku mendidih. Dia (Yoon-red) dibayar karena tidak melakukan apa pun," tulis netizen Korsel dalam pernyataan via media sosial X.
Yoon menolak untuk memenuhi panggilan pemeriksaan sebanyak tiga kali yang diajukan jaksa dan penyelidik yang menyelidiki penetapan darurat militer singkat. Unit pengawal kepresidenan menggagalkan upaya penangkapan Yoon pada awal bulan ini menyusul ketegangan selama berjam-jam di kediaman presiden.
Para penyelidik antikorupsi memperbarui upaya penangkapan Yoon. Namun unjuk rasa baik baik yang mendukung atau menentang Yoon terjadi hampir setiap hari di Seoul.