Dimulainya Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta…
JAKARTA, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto, resmi dimulai, Senin (6/1/2025), di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta.
Program ini dilaksanakan melalui Badan Gizi Nasional dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Program makan bergizi gratis bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa dari jenjang TK/PAUD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah.
Di Jakarta, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, meninjau langsung pelaksanaan makan bergizi gratis di dua sekolah, yaitu SMP 61 Jakarta dan SMP 1 Barunawati.
“Di SMP 61 Jakarta sebanyak 655 MBG disiapkan, sementara di SMP 1 Barunawati ada 558 siswa yang mendapat MBG,” kata Teguh, Senin.
Pada hari pertama, menu yang disajikan terdiri dari nasi, ayam, tahu, tumis kacang panjang, telur, dan buah jeruk. Tidak ada susu dalam daftar menunya.
Teguh menjelaskan, susu hanya akan diberikan dua kali dalam seminggu sesuai kebutuhan gizi siswa.
“Sudah disampaikan kurang lebih seminggu adalah dua kali susu itu dan memang tidak harus bahwasannya susu, nanti ada sebagian lainnya,” ucap Teguh.
Menu makan bergizi gratis dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan bahan makanan yang bervariasi.
Misalnya, nasi sebagai sumber karbohidrat dapat diganti dengan sagu atau kentang jika siswa di daerah tertentu tidak terbiasa dengan nasi.
“Katakanlah misalnya, nasi tidak semua daerah itu pakai nasi. Katakanlah di Papua mungkin sagu. Kalau tidak ada yang suka dengan nasi atau tidak terbiasa, bisa digantikan kentang, kemudian juga dengan protein, artinya ada variasinya,” ungkap Teguh.
Untuk mendistribusikkan makan bergizi gratis ke sekolah-sekolah, Pemprov Jakarta telah mendirikan empat SPPG, yakni SPPG Halim, SPPG Susukan Ciracas, SPPG Palmerah dan SPPG Pulogebang Cakung.
Keempat SPPG ini melayani total 41 sekolah di Jakarta, dengan jumlah 12.054 porsi makanan per hari.
“DKI Jakarta sudah ada empat SPBG yang kemudian melayani 41 sekolah. Jumlah totalitas porsinya untuk 12.054,” ucap Teguh.
Pada Januari 2025, jumlah SPPG di Jakarta akan bertambah menjadi 17 unit untuk menjangkau lebih banyak sekolah.
Hingga akhir 2025, Pemprov Jakarta menargetkan sebanyak 153 SPPG akan beroperasi di Jakarta.
Lokasi SPPG dirancang strategis dengan jarak maksimal 5 kilometer dari sekolah untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga selama distribusi.
“SPPG ini tidak jauh dari lokasi-lokasi sekolah. Jaraknya tidak lebih dari 5 kilometer sehingga pendistribusinya diharapkan lancar dan itu juga menjaga kualitas dari makanan yang disuplai,” kata dia.
Pada tahap selanjutnya, program makan bergizi gratis akan diperluas untuk ibu hamil mulai 9 Januari 2025.
“Tadi sudah disampaikan bukan hanya untuk anak sekolah SD, SMP, SMA tetapi juga untuk ibu hamil. Insya Allah untuk di wilayah DKI akan mulai pada tanggal 9 Januari ini yang program untuk ibu hamil,” kata Teguh
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi menjelaskan pendistribusian makanan bergizi bagi ibu hamil dilakukan melalui posyandu dengan dua skema.
Pertama skema pengantaran langsung. Nantinya, makanan akan dikirimkan ke rumah penerima manfaat.
Kedua, pengambilan di posyandu. Ibu hamil dapat mengambil makanan bergizi di posyandu terdekat
“Tetapi skema dua ini tentu saja tidak bisa dilakukan kepada Ibu-ibu yang kehamilannya sudah sangat besar, karena mobilitasnya harus dibatasi,” kata Dedek.
Kader posyandu akan berperan aktif dalam distribusi makanan, menjadikan program ini sebagai bagian dari aktivasi besar-besaran posyandu di Indonesia.
“Setelah itu, kader-kader posyandu juga lah yang kemudian menjemput tray-tray makanan tadi dari rumah-rumah,” kata Dede.
Pemberian program makan bergizi gratis untuk ibu hamil memiliki target 3 juta penerima manfaat pada Januari 2025.
Jumlah ini akan bertambah menjadi 15 juta pada akhir tahun 2025 dan mencapai 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia pada 2029.
“Targetnya itu untuk di bulan Januari sekitar 3 juta penerima manfaat. Untuk 2025, di akhir tahun, sekitar 15 juta, kira-kira di 2029 itu sekitar 82,9 juta. Jadi semua sudah direncanakan semua sudah disekemakan, ini tinggal dilaksanakan walaupun prosesnya bertahap,” kata Dedek.