Dinkes Nunukan Usulkan 5.040 Ibu Hamil dan Menyusui Jadi Sasaran Program MBG

Dinkes Nunukan Usulkan 5.040 Ibu Hamil dan Menyusui Jadi Sasaran Program MBG

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Nunukan, Kalimantan Utara mengusulkan, 5.040 ibu hamil dan ibu menyusui menjadi sasaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Sejauh ini kita belum tahu kapan ada realisasi MBG untuk bumil dan ibu menyusui ASI eksklusif. Kita mendata saja, rinciannya 1.549 ibu menyusui, dan 3.491 ibu hamil," ujar Kepala Dinkes Nunukan, Miskia, ditemui Senin (13/1/2025).

Angka tersebut masih akan bertambah. Sebab sampai hari ini, masih ada 2 Puskesmas dari 16 Puskesmas yang ada, belum mengirimkan datanya ke Dinkes.

Keberadaan dua Puskesmas yang berada di wilayah pelosok terpencil, memiliki kendala jaringan internet, sehingga data mereka belum terkirim.

Pada pelaksanaan program MBG perdana di Nunukan, kata Miskia, Dinkes Nunukan, hanya sebatas memastikan apakah pihak vendor/penyedia makanan telah memiliki sertifikat kesehatan dan soal kebersihan cara memasak hingga penyajian.

"Kita dapat SE Kemenkes untuk memeriksa masalah Yayasannya, sudahkah bersertifikat kesehatan, dan penyajiannya benar higienis. Dan Dinkes juga diminta membina para pekerja dapurnya, mengedukasi kebersihan, kesehatan dan kandungan menu dalam sajiannya," urai Miskia.

Miskia menyebut, hingga hari ini, menu yang disajikan di Program MBG di Nunukan sudah sesuai standar gizi.

Menu makan bergizi gratis terdiri dari karbohidrat, kandungan protein dari lauk yang disajikan, vitamin dan zat besi dari sayurannya, juga mineral dan kalsium dari buah.

"Saat ini belum tersedia susu sebagai penyempurna makanan 4 sehat itu. Tapi tidak masalah karena secara kebutuhan, semua kandungan di MBG sudah memenuhi standar gizi," kata Miskia.

Meski tidak dilibatkan langsung dalam Program MBG, Dinkes Nunukan sebenarnya melaksanakan program makanan tambahan bagi Ibu Hamil dan pemenuhan gizi bagi anak berpotensi stunting.

Program yang digagas Kemenkes RI tersebut, sudah berjalan selama 2 tahun di Nunukan.

"Bahkan dari 30,5 persen keberadaan anak berpotensi stunting di Kabupaten Nunukan, saat ini datanya menurun menjadi 11 persen. Ini sebuah kemajuan dan memang pemberian makanan bergizi itu sangat penting baik untuk tumbuh kembang anak, maupun daya pikirnya," kata dia.

Mekanismenya juga nyaris sama dengan MBG.

Pihak ketiga, menjalin kerja sama dengan 16 Puskesmas di sejumlah Kecamatan, dan pihak ketiga itulah yang menyediakan makanan serta mengantarnya ke rumah rumah warga yang telah didata sebagai keluarga rentan stunting.

"Bedanya, kita melakukan penanganan anak potensi stunting sampai usia 2 tahun saja. Kalau MBG kan mencakup semua, dari Bumil, sampai anak SMA," kata Miskia.

Sumber