Dirjen WHO: Situasi Gaza Utara Semakin Menyedihkan, Ini Alasannya

Dirjen WHO: Situasi Gaza Utara Semakin Menyedihkan, Ini Alasannya

GAZA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal World Health Organization (Dirjen WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa situasi di Gaza utara kini semakin menyedihkan.

Pasalnya, Gaza yang dilanda perang masih terus mengalami konflik antara Israel dengan Hamas. Bahkan tentara Israel juga melakukan serangan di sekitar fasilitas kesehatan.

Tak hanya itu saja, Kementerian Kesehatan Gaza juga menuduh pasukan Israel menahan ratusan staf, pasien, dan orang-orang terlantar selama serangan itu.

"Situasi di Gaza utara jadi malapetaka," kata Tedros di X pada Sabtu (26/10/2024).

Tedros memperingatkan bahwa kekurangan pasokan medis yang kritis, diperparah dengan akses yang sangat terbatas, membuat orang kehilangan untuk dapat perawatan.

Ia menyoroti Kamal Adwan, rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara, yang diserbu oleh tentara Israel pada Jumat.

Kementerian menuduh bahwa serangan terhadap fasilitas di kamp Jabalia, tempat Israel melancarkan operasi besar awal bulan ini telah menewaskan dua anak.

Tedros mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan Gaza telah memberi tahu WHO, yang sempat kehilangan kontak dengan stafnya di rumah sakit, bahwa pengepungan telah berakhir.

"Namun, pengepungan itu harus dibayar mahal," katanya, dikutip dari AFP pada Minggu (27/10/2024).

Jumat malam, WHO mengatakan tiga petugas kesehatan dan karyawan lainnya terluka dalam serangan itu dan puluhan petugas kesehatan ditahan di rumah sakit, tempat sekitar 600 pasien, petugas kesehatan, dan lainnya berlindung.

"Setelah penahanan 44 staf pria, hanya staf wanita, direktur rumah sakit, dan satu dokter pria yang tersisa untuk merawat hampir 200 pasien yang sangat membutuhkan perhatian medis,"  tutur Tedros Sabtu lalu.

"Laporan tentang fasilitas rumah sakit dan perlengkapan medis yang rusak atau hancur selama pengepungan sangat menyedihkan," imbuhnya.

Sementara itu, badan amal medis MSF mengatakan bahwa salah satu dokter bedahnya di rumah sakit itu hilang.

"Kami sangat prihatin dengan keselamatan dan keberadaan Dr. Mohammed Obeid, seorang ahli bedah ortopedi MSF yang berlindung dan bekerja di Rumah Sakit Kamal Adwan," kata MSF di X.

Badan tersebut menambahkan bahwa pihaknya tidak melakukan kontak dengannya sejak Jumat.

"Kami berusaha menghubungi kolega kami dan segera mencari informasi tentang keberadaannya," ujar dia.

"Kami menyerukan keselamatan dan perlindungannya, serta kepada semua staf medis di Gaza," pinta Tedros.

Sumber