Ditanya soal Hafalan saat Debat, Cabup Sumbawa Barat Kuliahi Lawannya
KOMPAS.com - Viral di media sosial TikTok, cuplikan video debat Pilkada Sumbawa Barat, saat pasangan calon (paslon) Ahmad Salim-Muhammad Nasir "menguliahi" lawannya yang bertanya, yakni pasangan calon Amar Nurmansyah-Hanipah Musyafirin.
Video itu diambil dari debat perdana Pilkada Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (9/11/2024).
Kala itu, Hanipah meminta paslon Ahmad Salim-Muhammad Nasir menyebutkan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Sebelum menjawab, Ahmad Salim terlebih dulu mengomentari pertanyaan tersebut.
"Pertama-tama saya ingin mengomentari. Ini adalah forum yang sangat berharga, hanya satu kali dalam lima tahun. Tapi kita melontarkan pertanyaan kelas C1, hafalan. Ini pemimpin daerah harusnya berbicara di C6, creation," ujarnya, dikutip dari akun @mdv.channel, Jumat (15/11/2024).
Baru setelahnya, Ahmad Salim menyinggung soal STBM.
Momen Ahmad Salim berbicara tentang C1 dan C6, mengundang komentar netizen. Sejumlah warganet menyoroti soal Taksonomi Bloom.
"Fyi bagi yg tak mengerti C1 dan C6, itu adalah taksonomi bloom, biasanya digunakan akademisi untuk mengukur tingkat pengetahuan seorang peserta didik, C1 tingkat paling dasar, C6 tingkat tertinggi," tulis salah satu akun.
Dewi Amaliah Nafiati dalam tulisannya di jurnal Humanika mengatakan, Taksonomi Bloom merupakan pemikiran seorang psikolog pendidikan bernama Dr. Benjamin Boom.
Pemikiran Bloom menekankan pada analisis dan evaluasi konsep, proses, prosedur, dan prinsip, bukan hanya mengingat fakta atau hafalan.
Ketika menyusun taksonominya, Bloom merumuskan dua domain pembelajaran, yaitu kognitif, tentang keterampilan mental (pengetahuan); serta domain afektif, tentang pertumbuhan perasaan atau bidang emosional (sikap).
Dalam revisi Taksonomi Bloom di domain kognitif, terdapat enam poin, yakni C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan, C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta).
"Revisi Taksonomi Bloom fokus pada perubahan terminologi, di mana revisi Taksonomi Bloom menekankan pada sub-kategori yang mengakibatkan penilaian menjadi lebih spesifik, mudah dalam menyusun penilaian pada kurikulum, serta mudah dalam menyusun instruksi pengajaran," ujar Dewi dalam jurnal Humanika Vol. 21. No. 2.
"Selain itu revisi Taksonomi Bloom terdapat perubahan knowledge/ pengetahuan sebagai kategori menjadi sebuah ukuran yang harus dicapai. Revisi Taksonomi Bloom juga mengubah kata kunci operasional, dari kata benda menjadi kata kerja, dari level terendah sampai dengan level tertinggi," imbuhnya.