Dodol Imlek di Rangkasbitung Laris Manis, Keluarga Uung Raup Cuan

Dodol Imlek di Rangkasbitung Laris Manis, Keluarga Uung Raup Cuan

LEBAK, KOMPAS.com – Usaha pembuatan dodol di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, semakin sibuk menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025. Dodol menjadi penganan khas yang identik dengan perayaan Imlek bagi warga Tionghoa.

Keluarga Uung, salah satu perajin dodol di Rangkasbitung. Mereka sudah memproduksi dodol sejak 1980. Usaha tersebut dijalankan di rumah mereka, di Kampung Bang Arum, Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung.

Uung mengatakan bahwa mereka hanya memproduksi dodol setahun sekali, menjelang Imlek.

"Dua minggu sebelum Imlek, kami sudah mulai buat karena pesanan mulai masuk. Setiap tahun hanya saat Imlek saja kami buat," kata Uung kepada Kompas.com, Senin (20/1/2025).

Dalam satu hari, Uung dan istrinya, Pince, dapat membuat hingga 25 kilogram dodol. Mereka memulai produksi dua kali sehari, yaitu pukul 01.00 dini hari dan pukul 09.00 pagi.

Satu adonan dodol dapat selesai dalam waktu sekitar lima jam, mulai dari pengadukan hingga pengemasan.

"Kami menjual dodol kemasan, khasnya di sini dodol kemasan ini, laris manis dicari karena kata pembeli sih rasanya enak dan khas," kata Uung.

Pembeli dodol buatan Uung tidak hanya berasal dari Rangkasbitung, tetapi juga dari luar kota, seperti Pandeglang, Serang, Bogor, hingga Sukabumi.

Dodol ini menjadi penganan wajib yang harus ada di setiap rumah warga Tionghoa saat Imlek dan Cap Go Meh.

"Dodol dipakai untuk hantaran dan suguhan antar warga Tionghoa atau persembahan bagi orang yang sudah meninggal," ujar Uung.

Dodol buatan keluarga Uung tersedia dalam dua rasa, yakni original dan durian, dengan harga satu buah dodol dijual seharga Rp 20.000.

Sumber