Donald Trump Menang, Mendag Pastikan Perdagangan RI-AS Aman
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) tidak akan terganggu, seiring dengan Donald Trump yang kembali terpilih menjadi Presiden ke-47 AS.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui seusai mengadakan pertemuan dengan agregator UMKM ekspor.
“Aman-aman, [Kemenangan Trump] nggak ada masalah [ke perdagangan Indonesia-AS],” kata Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Hanya saja, Budi menyebut kebijakan perdagangan akan berbeda dengan terpilihnya Trump menjadi Presiden AS, termasuk perihal ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.
Untuk itu, Mendag Budi menekankan pentingnya meningkatkan daya saing produk dalam negeri, sehingga Indonesia bisa berkompetisi di kancah internasional, salah satunya di AS.
“Makanya kita antisipasilah kebijakan-kebijakan itu dengan meningkatkan daya saing kita, UMKM bisa ekspor, pasarnya kan banyak,” ujarnya.
Kendati demikian, dia berharap tidak ada permasalahan serius yang terjadi antara perdagangan Indonesia ke AS.
“Ke Amerika mudah-mudahan sih nggak ada masalah kita ke sana [ekspor Indonesia],” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi pemilihan umum Amerika Serikat (AS) tidak berdampak signifkan terhadap perdagangan maupun investasi antara Indonesia - AS.
Ketua Umum Apindo 2023–2028 Shinta Widjaja Kamdani memperikutkan, jika Trump kembali terpilih menjadi Presiden, maka Indonesia berpeluang bisa mengupayakan perjanjian Limited Trade Deals (LTD) dengan AS agar produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke AS bisa memperoleh pengaruh perdagangan bila menggunakan bahan baku asal AS, seperti produk garmen.
Namun pada era Trump, lanjut Shinta, Indonesia juga terancam kehilangan fasilitas program preferensi perdagangan atau (Generalized System of Preferences/GSP) AS, karena indonesia memiliki surplus perdagangan yang besar dengan AS.
“Jadi LTD pun bisa jadi tidak memberikan benefit yang diharapkan oleh Indonesia karena Trump juga punya kepentingan mengurangi surplus perdagangan Indonesia terhadap AS,” ujar Shinta kepada Bisnis.
Bahkan, Apindo memandang, Trump bisa mencari celah untuk mencegah produk Indonesia masuk ke AS, jika surplus Indonesia terhadap AS terlalu besar.
Di samping itu, Trump juga dinilai mudah melarang impor produk tertentu lantaran alasan keamanan nasional, seperti yang terjadi pada kasus impor besi-baja di AS yang dihentikan oleh Trump di awal perang dagang.