Dua Alasan 17,3 Persen Responden Belum Tentukan Pilihan Cagub-Cawagub Jakarta

Dua Alasan 17,3 Persen Responden Belum Tentukan Pilihan Cagub-Cawagub Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com – Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan sekitar 17,3 persen pemilih calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta masih belum menentukan pilihan mereka.

Peneliti senior Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, mengungkapkan bahwa ada dua faktor utama yang biasanya memengaruhi orang yang belum memilih.

Pertama, faktor terkait dengan sosok calon yang dianggap tidak memadai dalam mewakili kepentingan para pemilih, sehingga mereka merasa calon tersebut tidak cukup mewakili aspirasi mereka.

"Kedua, calon tersebut bisa jadi bukan merupakan representasi dari kelompoknya (pemilih), baik keluarganya, atau ada hal-hal yang mengganjal dalam diri orang itu terhadap sosok tersebut," kata Bestian dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (5/11/2024), siang.

Di sisi lain, Bestian juga menyoroti faktor internal yang memengaruhi pemilih, yaitu ketidakpercayaan terhadap sistem politik atau keengganan untuk terlibat.

"Ada juga yang merasa, ‘Saya nggak perlu ikut memilih, karena siapapun yang terpilih, tidak akan mengubah apapun,’" lanjut Bestian.

Namun, dengan angka swing voters yang masih cukup besar, tak heran jika kontestasi Pilkada Jakarta 2024 diprediksi akan semakin sengit menjelang hari pemilihan.

Para paslon perlu memperhatikan lebih serius kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan, karena mereka bisa jadi penentu kemenangan pada 27 November mendatang.

Untuk diketahui, data tersebut merupakan hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 20-25 Oktober 2024 dengan metode wawancara tatap muka.

Jumlah responden yang terlibat dalam survei ini adalah 800 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat.

Dengan metode tersebut, tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error penelitian sekitar 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei ini juga dibiayai sepenuhnya oleh PT Kompas Media Nusantara.

Sumber