Dua SMP Negeri Baru di Bogor Siap Beroperasi pada PPDB 2025, Atasi Masalah Kapasitas dan Zonasi

Dua SMP Negeri Baru di Bogor Siap Beroperasi pada PPDB 2025, Atasi Masalah Kapasitas dan Zonasi

BOGOR, KOMPAS.com – Dua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) baru di Kota Bogor, yaitu SMPN 22 dan SMPN 23, siap beroperasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025.

Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, menyatakan optimisme bahwa proyek tersebut akan selesai sesuai jadwal pada Desember 2024.

“Sesuai yang ada di dalam kontrak, operasionalnya baru diperkirakan pertengahan 2025 karena banyak yang harus dipersiapkan,” kata Hery saat dikonfirmasi, Selasa (10/12/2024).

SMPN 22 berlokasi di Jalan Pajajaran, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, sedangkan SMPN 23 berada di Kecamatan Bogor Utara. Pembangunan kedua sekolah dimulai pada Mei 2024 dan telah mencapai 98 persen progres.

Proyek ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor. Pembangunan SMPN 22 menggunakan anggaran sebesar Rp 28 miliar, sementara Rp 19 miliar disiapkan untuk SDN Duta Pakuan, yang berbagi lokasi dengan SMPN 22.

SMPN 22 dibangun dengan konsep sekolah satu atap bersama SDN Duta Pakuan, yang saat ini masih menumpang di SDN Bantar Kemang.

“Anggaran sebesar Rp 19 miliar untuk SDN Duta Pakuan sudah direncanakan pada tahun 2025. Saat ini, SD masih menumpang dan akan dipindahkan sementara,” jelas Hery.

Sementara itu, pembangunan SMPN 23 di Kecamatan Bogor Utara telah memasuki tahap penyelesaian. Sekolah ini diharapkan dapat menambah kapasitas ruang belajar bagi siswa di kawasan tersebut, yang selama ini mengalami kekurangan ruang pendidikan.

Dengan tambahan dua sekolah baru ini, Pemkot Bogor berharap dapat mengatasi persoalan kapasitas sekolah dan mendukung pelaksanaan sistem zonasi PPDB. Kedua sekolah diperkirakan mampu menampung lebih dari 500 siswa setiap tahun.

“Sedikit banyak ini akan berpengaruh pada zonasi. Dengan adanya sekolah ini, wilayah kecamatan dan kelurahan tidak lagi menghadapi isu kekurangan bangunan SMP. Satu tahun 256 siswa bisa diterima,” ungkap Hery.

Sumber