Duduk Perkara Dishub Pinjam Alat Relawan Ranjau Paku untuk Foto
JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar tentang seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Timur yang diduga hanya meminjam alat magnet pendeteksi paku milik relawan untuk berfoto menghebohkan media sosial.
Video yang diunggah akun Instagram @relawanranjaupaku itu memperlihatkan seorang pria berseragam Dishub biru tengah menggunakan alat magnet pendeteksi paku di pinggir Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.
Dalam video tersebut, perekam yang juga seorang relawan, memperlihatkan bahwa jalan di sekitar lokasi masih dipenuhi ranjau paku.
Namun, video itu kemudian menyorot momen petugas Dishub meminta ponsel si perekam untuk memotret dirinya sambil memegang alat magnet tersebut.
Aksi ini menuai kecaman karena dianggap sekadar formalitas tanpa tindakan nyata.
Video yang viral tersebut diunggah oleh Usmanto (36), seorang relawan yang telah lima tahun membersihkan ranjau paku di Jakarta.
Dalam keterangannya, Usmanto menyebut petugas Dishub hanya meminjam alat magnet miliknya untuk difoto tanpa melanjutkan penyisiran ranjau paku.
“Masyarakat butuh kerja nyata, bukan sekadar foto-foto doang,” tulisnya dalam narasi video yang diunggah akun Instagram @relawanranjaupaku.
Ia menambahkan, ranjau paku dan rangka payung masih marak di beberapa titik di Jakarta Timur, termasuk lampu merah Kalimalang hingga Jalan DI Panjaitan.
Namun, tudingan itu segera mendapat tanggapan dari Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur.
Kepala Satuan Pelaksana Perhubungan Jatinegara, Agustang, mengakui bahwa petugas dalam video adalah anggotanya.
Tetapi, ia membantah tuduhan alat magnet itu hanya digunakan untuk berfoto.
“Iya, anggota kami memang terlihat meminjam alat itu, tetapi tujuannya untuk memastikan kebenaran laporan adanya ranjau paku di lokasi tersebut,” kata Agustang saat dikonfirmasi.
Ia juga menjelaskan petugas Dishub rutin melakukan operasi pembersihan ranjau paku setiap hari menggunakan magnet besar yang ditarik oleh mobil.
Setelah klarifikasi dari pihak Dishub, Usmanto akhirnya menyampaikan permintaan maaf.
Dalam pertemuan di Jalan DI Panjaitan, ia mengakui tindakannya yang terburu-buru menyimpulkan kejadian tersebut.
“Saya minta maaf ya buat teman-teman Dishub soal video kemarin yang viral di lampu merah Kalimalang,” ujar Usmanto.
Meski demikian, ia berharap kolaborasi antara relawan dan petugas Dishub dapat lebih ditingkatkan untuk mengatasi persoalan ranjau paku.
Usmanto sendiri adalah seorang ojek online yang sering menjadi korban ranjau paku sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi relawan.
Selama lima tahun terakhir, ia menyisir jalanan Jakarta menggunakan alat magnet sederhana buatan sendiri untuk mengumpulkan paku-paku yang bertebaran di jalan.
“Awalnya saya ngojek, sering kena ranjau. Kesal kalau enggak pegang duit terus ban bocor, repot harus dorong-dorong motor,” kenangnya.
Kini, ia rutin menyisir jalanan di jam-jam rawan seperti pagi, sore, dan malam hari demi mencegah korban-korban baru.