Dukung Asta Cita, SMA Kemala Taruna Bhayangkara Hendak Cetak Pemimpin Unggul
Polri mengatakan SMA Kemala Taruna Bhayangkara akan dioperasikan oleh Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia pada tahun 2025 dengan menerapkan kurikulum International Baccalaureate (IB). Sekolah ini diharapkan dapat mencetak calon pemimpin yang berkarakter, cinta agama hingga cinta Tanah Air.
"Posisi kita berkoordinasi dengan yayasan mendukung agar apa yang kita inginkan, kita minta tolong sama Yayasan Kader Bangsa yang kembar misinya, ayok kita jalan sama-sama," kata Kepala Biro Pengendalian Personel SSDM Polri Brigjen Erthel Stephan dalam program detikPagi, Senin (23/12/2024).
Erthel berharap SMA Kemala Nusantara ini dapat mencetak anak muda calon pemimpin bangsa dengan SDM yang unggul dan berkarakter. Para siswa juga akan diajarkan tentang nilai-nilai Bhayangkara.
"Harapan kita seperti itu, tapi kita tidak mau bergantung sepenuhnya, mereka yang menjalani, mereka yang menentukan ‘saya mau ke mana’. Nanti begitu sudah setahun akan dilakukan pemetaan, kalau memang dia masuk ke kancah dunia global, sekolah di universitas yang ada di luar silakan," tutur dia.
"Kalau memang mereka punya ketertarikan ke Akpol atau ke sekolah kedinasan lain, apakah itu Akmil, apakah mungkin nanti STAN, nanti di tingkat dua mulai arahkan ke arah situ," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia Dr. Devie Rahmawati S.Sos., M.Hum, mengatakan pihaknya ingin menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi global. Sehingga bisa masuk ke universitas terbaik di dunia.
"Intinya adalah kami ini ingin membangun ekosistem pendidikan yang unggul dengan menghadirkan kurikulum internasional yang namanya IB tadi yang ujungnya adalah kita ingin menghadirkan kader bangsa yang punya kompetensi global, tapi juga cinta belajar, cinta agama, cinta keluarga dan tentunya cinta negara," kata Devie.
Devie mengatakan bahwa sekolah unggul merupakan salah saya upaya untuk mendorong terwujudnya negara maju. Dia menilai SMA Kemala Taruna Bhayangkara ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung Asta Cita Pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
"Nah ini cocok banget sama misinya Bapak Presiden, Pak Presiden dari 8 program beliau itu salah satunya adalah membangun sekolah unggul selain program lain ada makan bergizi gratis dan sebagainya, lalu ternyata kenapa negara bisa maju, itu rupanya kalau dicek para pemimpin mereka di pemerintahan, baik itu swasta itu ternyata asalnya dari semua sekolah SMA unggul yang kemudian mereka karpet merah ke sekolah-sekolah kampus terbaik di dunia," ujar dia.
Devie kemudian mengungkap mahasiswa Indonesia yang sekolah di Amerika Serikat. Jumlah itu, kata dia, jauh di bawah China dan India.
"Orang China yang ke sekolah ke Amerika tahun 2022, itu lebih dari 280 ribu, India 260 ribu, kita yang ke Amerika 8 ribu, dikit banget. Inilah mimpi kami membantu negara kita untuk punya banyak sekolah unggul, agar lebih banyak yang bisa karpet merah ke kampus terbaik. Kalau bicara data negara-negara maju itu ternyata banyak yang lulus dari universitas terbaik dunia lalu kembali membangun bangsanya," jelas dia.
Lebih lanjut, Devie mengatakan SMA Kemala Taruna Bhayangkara juga ingin menerapkan kepada siswanya tentang cara berpikir global akan tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal.
"Itu namanya glocalization, think global but act locally, sekolah unggul yang kami buat bareng beliau itu berasrama, kalau asrama kita ada waktu banget untuk nanamin untuk instal rasa cinta yang makin Merah Putih di setiap diri anak-anak itu sehingga ada angin, badai, budaya apapun, mereka tetap akan kukuh dan baik ke negara kita," kata dia.
SMA Kemala Taruna Bhayangkara ini juga akan menerapkan sistem asrama. Hal itu diungkap oleh Co-Founder Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia Prof. Dwi A. Yuliantoro, Ph.D.
"Kita ingin menanamkan nilai-nilai tidak hanya yang global tapi juga lokal, kita mewajibkan semua sekolah yang berafiliasi dengan Akademi Kader Bangsa Indonesia harus berasrama," kata Dwi.
"Jadi sekolahnya nggak cuma day school yang dia datang pagi siang pulang, tapi they have to stay in the residential living yang sudah kita design untuk bisa mengembangkan aspek akademiknya, aspek sosialnya, aspek spiritualnya," imbuhnya.
Dwi kemudian menyinggung pola pendidikan barat yang memisahkan pendidikan agama dan ilmiah. Menurutnya, pendidikan agama dan keilmuan di Indonesia tidak bisa dipisahkan.
"Ini aspek spiritual yang tidak common di pola pendidikan barat, karena mereka memisahkan antara pendidikan yang bersifat scientific dengan religion. Kalau di kita karena memang nilai-nilai bangsa Indonesia itu sangat didasarkan pada Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, jadi aspek religi ini jadi bagian yang tidak terpisahkan dalam keseharian kita, maka sekolah berasrama ini kita bangun akademiknya, sosialnya, kita bangun spiritualnya. Jadi ketika mereka selesai sekolah dalam kehidupan berasrama, itu kita bangun life skills," pungkasnya.
Simak Video ‘SMA Kemala Taruna Bhayangkara Persiapkan SDM Unggul Investasi Bangsa’
[Gambas Video 20detik]