Eko Bunuh PSK di Hotel karena Diejek Gemuk, Mayatnya Disembunyikan di Bawah Ranjang

Eko Bunuh PSK di Hotel karena Diejek Gemuk, Mayatnya Disembunyikan di Bawah Ranjang

KOMPAS.com - Mayat seorang perempuan tanpa identitas ditemukan di salah satu hotel di Jalan Mpu Tantular , Purwodinatan, Semarang Tengah pada Sabtu (9/11/2024).

Saat ditemukan, mayat berada di bawah kolong tempat tidur di kamar nomor 24 yang berada di lantai dua.

Kamar tersebut disewa oleh seorang pria sejak Selasa (5/11/2024) malam. Lalu sewa diperpanjang per hari hingga Jumat (8/11/2024).

Namun saat dicek, tidak ada respon dari dalam dan pintu kamar pun dibuka dengan kunci duplikat pada Sabtu (9/11/2024).

Saat itu tercium aroma tak sedap daan saat dicek, di bagian bawah kolong tempat tidur ditemukan mayat.

Sejumlah petugas hotel menuturkan kepada polisi bahwa korban mendatangi hotel dengan berjalan kaki.

Korban ternyata seorang wanita pekerja seksual berinial NHS (25). Sementara pembunuhnya adalah pelanggannya, Eko Prastyo (22).

Eko mengaku meninggalkan rumah dan keluarganya, lalu menginap di hotel sejak Selasa (5/11/2024).

"Ke hotel minggat dari rumah, dari istri dan keluarga, anak dua," kata Eko.

Saat di hotel, ia kemudian menggunakan aplikasi online untuk layanan prostitusi dan terhubung dengan korban.

Nilai transaksinya adalah Rp 500.000 per kencan. Namun perempuan yang datang, menurut Eko tak sama dengan di foro profil.

Eko pun sempat memberikan uang Rp 100.000 sebagai tanda tak jadi, namun korban menolak dan ingin menyelesaikan transaksi yang disepakati sejak awal.

Eko menjelaskan bahwa ia merasa sakit hati dengan perkataan korban yang menyindirnya.

"Sakit hati karena korban ngomong dengan nada tinggi, ‘kamu orang gemuk kok pesen michat, bikin enggak enak saja’. Korban mau keluar, saya dorong, saya cekik di kamar mandi, setengah 5 sore. Saya pindahkan di kolong kasur jam set 8 malam. Paginya saya pergi dari hotel," kata Eko, Senin (11/11/2024).

Ia mengatakan selama 4 jam membiarkan mayat korban di kamar mandi. Lalu memindahkannya ke kolong ranjang dengan cara didorong menggunakan kaki.

"Saya dalam semalam sempat satu kamar bersama mayat. Tidak bisa tidur sebenarnya baru besoknya (Jumat pagi) saya pergi," tutur Eko.

Baca juga  1.801 Istri di Semarang Gugat Suami, Pertengkaran dan Faktor Ekonomi Penyebab Terbanyak

Selain itu, Eko juga mencuri handphone korban dan membawa kunci kamar hotel. Ponsel korban yang dibawa kabur pelaku dijadikan barang bukti.

"Handphone korban memang sempat saya bawa tapi tidak untuk dijual hanya dipakai sendiri," kata Eko.

Eko meninggalkan kamar hotel menuju ke Terminal Terboyo untuk mencari bus ke arah Boyolali pada Jumat pagi. Sementara mayat korban ditemukan pada Sabtu siang.

"Saya ditangkap polisi saat sedang ngopi di Terminal Lama Boyolali," ujar Eko.

Sementara itu Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menjelaskan bahwa Eko awalnya memesan layanan prostitusi melalui aplikasi Michat.

Pelaku sudah tiga kali memesan wanita pekerja sekas dari aplikasi MiChat dilakukan direntang hari Rabu (6/11/2024). Korban merupakan wanita ketiga yang dipesan pelaku.

Namun saat korban tiba di hotel, Eko mengeluhkan penampilan korban yang tidak sesuai dengan foto di aplikasi.

"Pelaku komplen karena yang hadir tidak sesuai. Kok kamu gemuk, di foto tidak. Kira-kira tersangka komplainnya seperti itu. Tapi transaksi tetap dilakukan untuk bersetubuh," ujar Irwan dalam jumpa pers di markasnya, Senin (11/11/2024).

Setelah berhubungan seks, korban pergi ke kamar mandi dan menyindir Eko yang berbadan gemuk.

Sindiran tersebut membuat Eko tersinggung dan sakit hati, sehingga ia menyerang korban dengan mencekiknya hingga meninggal di kamar mandi.

"Jenazah korban lalu disembunyikan di bawah tempat tidur. Pelaku ditangkap tidak lebih dari 24 jam setelah jenazah korban ditemukan pada hari Sabtu sore," ungkap Irwan.

Atas perbuatannya, Eko dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun.

"Pelaku ditangkap polisi pada hari Minggu jam 01.00 WIB malam di Terminal Boyolali. Sehari-hari tersangka berjualan siomay," ungkap Irwan.

SUMBER KOMPAS.com (Penulis Titis Anis Fauziyah | Editor Gloria Setyvani Putri), Tribun Jateng

Sumber