Ekonom: Nataru Tak Mampu Dorong Ekonomi 2024 Tumbuh Sesuai Target 5,1%
Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom melihat Natal dan Tahun Baru atau Nataru tak mampu mendorong ekonomi tumbuh sesuai target pemerintah sebesar 5,1% meski ajang tersebut menjadi momen peningkatan konsumsi masyarakat.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti memandang akhir tahun yang bertepatan dengan liburan sekolah dan Nataru memang biasanya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi lebih banyak.
“Namun seberapa besar dampaknya? Saya rasa ada tetapi tidak sebesar tahun lalu karena masyarakat bersiap diri menghadapi kenaikan PPN,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Sabtu (21/12/2024).
Esther melihat pertumbuhan ekonomi yang terbatas tersebut, sekalipun masyarakat melakukan konsumsi untuk berwisata dan pengeluaran lainnya, namun mereka juga perlu menghadapi nilai tukar rupiah yang saat ini melemah.
Terlebih, terdapat pengurangan pengeluaran pemerintah dengan pemotongan anggaran setiap lembaga pemerintah.
Untuk itu, dirinya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia—meski ada dorongan Nataru dan libur sekolah—akan berkisar di rentang 4,8% hingga 5%.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 secara full year di level 5,1%—dipangkas dari target awal 5,2%.
Di sisi lain, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky meyakini Nataru akan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 kembali ke level 5%, setelah pada kuartal III/2024 hanya mencapai 4,95%.
“Nataru cukup mendorong ekonomi yang kemarin tumbuh di bawah 5%, dugaan saya bisa tumbuh di 5%. Begitu pula dengan destinasi wisata daerah yang juga akan mampu mendorong ekonomi daerah,” jelasnya.
Adapun konsumsi masyarakat yang terekam dalam Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan peningkatan menjelang Nataru.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro menyampaikan MSI per awal Desember 2024 berada di level 228 atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 223,4.
Secara historis, belanja periode Nataru baru akan meningkat pada minggu kedua Desember hingga awal Januari.
Asmo menjelaskan tren kenaikan belanja tersebut tercermin dari kelompok household, mobility, dan leusire.
Sementara belanja kebutuhan bahan makan minum (supermarket) sebagai proxy eating in terus meningkat dari akhir 2022 )10.1%) menjadi 21,1% pada November 2024.
“Tren ini lebih terlihat di kelompok bawah dan menengah dibanding kelompok atas,” tuturnya.