Eks Menhan Brasil Ditangkap atas Tuduhan Halangi Penyelidikan Kudeta

Eks Menhan Brasil Ditangkap atas Tuduhan Halangi Penyelidikan Kudeta

Pihak berwenang Brasil menangkap Jenderal Walter Braga Netto mantan menteri pertahanan dan sekutu dekat mantan Presiden Jair Bolsonaro. Braga Netto ditangkap atas dugaan menghalangi penyelidikan dugaan upaya kudeta tahun 2022.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (15/12/2024), Polisi Federal Brasil mengatakan telah menahan "orang-orang yang akan menghalangi" penyelidikan.

"Braga Netto ditangkap dalam operasi itu," kata sumber kepolisian itu.

Pada akhir November, polisi merilis laporan yang merekomendasikan dakwaan terhadap Bolsonaro yang berhaluan kanan ekstrem dan beberapa lusin sekutunya karena berusaha melakukan kudeta untuk mencegah pelantikan Luiz Inacio Lula da Silva yang berhaluan kiri.

Daftar tersebut termasuk Braga Netto, yang juga merupakan calon wakil presiden Bolsonaro dalam pemilihan umum 2022.

Jaksa Agung Paulo Gonet telah memeriksa tuduhan tersebut untuk melihat apakah bukti mendukung tuduhan yang diajukan terhadap Bolsonaro dan 36 orang lainnya yang ditetapkan sebagai rekan konspirator.

Polisi mengeluarkan surat perintah penggeledahan terhadap sang jenderal beserta seorang penasihat, Kolonel Flavio Botelho Peregrino.

Laporan setebal 884 halaman yang disusun setelah penyelidikan polisi selama hampir dua tahun mendesak Gonet untuk mendakwa Bolsonaro dan yang lainnya karena merencanakan upaya kudeta dan berusaha "menggulingkan negara demokrasi dengan kekerasan."

Laporan itu merinci dugaan kolusi antara Bolsonaro, 69, dan sejumlah pejabatnya, termasuk anggota petinggi militernya, untuk mengklaim adanya kecurangan dalam pemilu 2022 yang dimenangkan oleh Lula dan menggunakan dekrit untuk menyingkirkan Mahkamah Agung.

"Presiden Republik saat itu, Jair Bolsonaro, berpartisipasi aktif dalam penyusunan rencana kudeta, terlibat langsung dalam penyusunan dokumen dan strategi untuk tetap berkuasa, bahkan setelah kekalahan pemilu," kata laporan itu.

Bolsonaro juga "sepenuhnya menyadari" adanya rencana yang diduga dilakukan oleh tentara elite untuk membunuh Lula, wakil presidennya, dan seorang hakim Mahkamah Agung, kata laporan itu.

Braga Netto mengatakan dia "berpartisipasi aktif" dalam upaya menekan komandan angkatan bersenjata Brasil agar "bergabung dengan proyek kudeta."

Rencana yang diberi nama "Belati Hijau Kuning" itu diduga dibicarakan di rumah Braga Netto. Dokumen itu dicetak di istana Planalto, kantor kepresidenan Brasil, menurut para penyelidik.

Draf rencana kudeta ditemukan di markas besar Partai Liberal Bolsonaro di antara anggota salah satu penasihat Braga Netto.

Sumber