Eks Penasihat PM Jepang Bangga Budi Karya Terima Bintang Jasa: Teman Baik Saya

Eks Penasihat PM Jepang Bangga Budi Karya Terima Bintang Jasa: Teman Baik Saya

Mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan diberikan anugerah Bintang Tanda Jasa The Order of Rising Sun, Gold, and Silver Star oleh Pemerintah Jepang. Mantan Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Dr Izumi Hiroto menilai Budi Karya memang layak mendapat penghargaan tersebut atas kiprahnya selama ini.

"Selama saya menjabat saya sudah sering berkunjung ke Indonesia dengan tujuan untuk berkolaborasi dengan Indonesia di bidang konstruksi dan sustainable development," kata Izumi saat ditemui di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Rabu (6/11/2024).

"Sepanjang periode itu saya mempunyai hubungan yang sangat baik dengan Bapak Budi Karya untuk waktu yang cukup lama," sambungnya.

Izumi menyebut ada tiga proyek besar kerja sama Indonesia-Jepang yang sukses dikerjakan berkat peran Budi Karya. Ketiganya adalah proyek MRT, Pelabuhan Patimban, hingga pengembangan proving ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Bekasi.

"Ketiga project itu tidak akan berhasil tanpa Pak Budi Karya, karenanya saya sangat berterima kasih kepada beliau," ujar Izumi yang pada Januari 2025 mendatang akan berkunjung ke Indonesia untuk menemui para pelaku industri.

"Siang ini pun Pak Budi Karya akan berkunjung ke Imperial Palace untuk bertemu dengan Kaisar Jepang dan Prime Minister kami yang baru Mr Shigeru Ishiba yang akan memberikan award kepada Pak Budi Karya dan saya sangat gembira dan bangga karena Pak Budi Karya adalah teman baik saya," sambungnya.

Izumi optimistis hubungan antara Indonesia dan Jepang akan semakin mesra di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Menhub Dudy Purwagandhi, dan berbagai kementerian lainnya yang terkait. Dia mengatakan akan selalu siap menjembatani hubungan antara pemerintah Indonesia dan Jepang.

Anggota DPR RI dari Partai NasDem, Rachmat Gobel, juga mengapresiasi penganugerahan bintang jasa dari pemerintah Jepang kepada Budi Karya Sumadi. Rachmat mengatakan Budi telah berperan besar membangun hubungan kerja sama Indonesia dengan Jepang melalui sektor perhubungan.

"Betapa saya sangat mensyukuri penghargaan yang dianugerahi oleh kaisar Jepang dan pemerintah Jepang kepada Budi Karya, karena pemberian bintang ini melalui suatu proses yang tidak mudah tentu dilihat bagaimana peran Pak Budi di dalam membangun hubungan kerja sama Indonesia dengan Jepang melalui sektor perhubungan," kata Rachmat di Tokyo, Jepang, Rabu (6/11).

Rachmat mengatakan Budi selama memimpin Kementerian Perhubungan memiliki kontribusi besar di bidang transportasi seperti MRT, Pelabuhan Patimban hingga pengembangan proving ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB ) di Bekasi. Rachmat menyebut hal itu juga untuk mendukung industri otomotif Jepang di Indonesia.

"Ada tiga proyek strategis nasional yaitu proving ground, yang kedua Pelabuhan Patimban dan yang ketiga MRT. Nah ini sangat penting 3 proyek ini sendiri. Nah khusus Pelabuhan Patimban, ini juga untuk mendukung industri otomotif Jepang di Indonesia, bukan hanya untuk Jepang tapi secara total, kebetulan otomotif Jepang nomor satu hampir 70 persen itu industri otomotif," ujarnya.

Selain Rachmat Gobel, Direktur Utama PT Pelabuhan Internasional Fuad Rizal juga mengapresiasi atas pemberian bintang tanda jasa dari pemerintah Jepang kepada Budi Karya Sumadi. Dia menyebut, peran Budi Karya sangat besar dari mulai proses inisiasi, mengkoordinasikan hal-hal strategis dengan pemerintah Jepang dan para pihak lainnya terkait pembangunan dan operasional pelabuhan.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, pembangunan infrastruktur Pelabuhan Patimban dibangun oleh Kementerian Perhubungan dengan menggunakan soft loan dari JICA," kata Fuad Rizal di Tokyo, Jepang.

"Yang saya alami sejak proses seleksi awal sampai dengan saat ini, peran Kemenhub yang pada saat itu dipimpin oleh Pak Budi Karya Sumadi sangat besar dari mulai proses inisiasi, mengkoordinasikan hal-hal strategis dengan JICA, kontraktor, pemerintah Jepang dan para pihak lainnya terkait dengan pembangunan dan operasional pelabuhan," sambungnya.

Sumber