Elektabilitas Pramono-Rano Terus Meningkat, Djarot: Menunjukkan Program Mereka Membumi dan Bisa Diterima Warga

Elektabilitas Pramono-Rano Terus Meningkat, Djarot: Menunjukkan Program Mereka Membumi dan Bisa Diterima Warga

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Djarot Syaiful Hidayat menilai peningkatan elektabilitas pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno terjadi karena berbagai program mereka bisa diterima masyarakat.

"Kita melihat hasil survei (Pramono-Rano) ini ada progress secara signifikan, menunjukkan bahwa program-program yang ditawarkan oleh Mas Pram dan Bang Doel itu membumi, rasional, dan bisa diterima oleh warga Jakarta," jelas Djarot dikutip dari video YouTube Kompas TV, Senin (28/10/2024).

Djarot berharap elektabilitas Pramono-Rano bisa terus meningkat menjelang hari pencoblosan pada 27 November 2024 mendatang.

Djarot mengaku optimis pasangan yang diusung oleh PDI-P itu bisa memenangi Pilkada Jakarta 2024.

"Kita berharap dengan semakin mendekati tanggal 27 November ini dukungan warga Jakarta akan semakin besar untuk kemenangan Mas Pram dan Bang Doel," tutur Djarot.

Sebelumnya, survei LSI yang dirilis Rabu (23/10/2024) menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6 persen, sementara RK-Suswono mencatatkan elektabilitas 37,4 persen.

Berdasarkan survei itu, tingkat elektabilitas Pramono-Rano naik menjadi 41,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya, 36,5 persen.

Sementara itu, pasangan independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, memiliki elektabilitas stagnan di angka 6,6 persen. Survei LSI ini melibatkan 1.200 responden di Jakarta, dilakukan pada 10-17 Oktober 2024.

Namun, hasil berbeda muncul dari survei Poltracking yang dirilis Kamis (24/10/2024).

Menurut survei ini, RK-Suswono memimpin dengan elektabilitas 51,6 persen, sementara Pramono-Rano berada di posisi kedua dengan 36,4 persen, dan Dharma-Kun sebesar 3,9 persen.

Elektabilitas Pramono-Rano naik sebesar 4,9 persen dari survei periode sebelumnya pada September 2024, yakni sebesar 31,5 persen.

Survei Poltracking melibatkan 2.000 responden, dilakukan pada 10-16 Oktober 2024.

Sumber