Emtek (EMTK) Buka Suara Soal Kabar IPO Superbank
Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital PT Super Bank Indonesia (Superbank) dikabarkan berencana mencatatkan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Pemilik saham terbesar Superbank, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) pun buka suara atas kabar rencana IPO tersebut.
Dilansir dari Bloomberg, sumber yang mengetahu rencana tersebut mengatakan Superbank sedang mempertimbangkan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mengincar dana penjualan saham potensial senilai US$200 juta hingga US$300 juta atau Rp3,25 triliun hingga Rp4,88 triliun (kurs Rp16.270 per dolar AS).
Selain itu, Superbank dikabarkan mengincar valuasi senilai US$1,5 miliar hingga US$2 miliar dalam pencatatan saham perdananya nanti. Adapun, saat ini, rencana IPO Superbank dikabarkan masih dalam tahap awal dan belum menghasilkan keputusan.
Superbank merupakan bank digital yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International. Kemudian, Bank Fama bertransformasi menjadi bank digital dan berganti nama menjadi Superbank seiring masuknya Emtek.
Berdasarkan laman resminya, saat ini pemegang saham terbesar Superbank adalah Emtek melalui PT Elang Media Visitama dengan porsi saham 31,27%.
Sebagai pemegang saham utama Superbank, pihak Emtek pun buka suara atas kabar rencana IPO Superbank. Corporate Communication Head Emtek Beverly Gunawan mengatakan Emtek sepenuhnya mendukung langkah Superbank.
"Saat ini, kami sepenuhnya mendukung fokus Superbank dalam menghadirkan solusi keuangan inovatif dan mendorong pertumbuhan inklusif bagi nasabahnya," kata Beverly pada Selasa (14/1/2025).
Selain Emtek, Singtel Alpha Investments Pte. Ltd. juga menjadi pemilik saham Superbank dan menggenggam 20,56% porsi kepemilikan.
Kemudian, Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia menggenggam 19,26% porsi saham di Superbank dan AS-DB Holdings Pte. Ltd. menggenggam 11,58% porsi saham. Selain itu, bank digital asal Korea Selatan, KakaoBank Corp memegang 10% saham Superbank.
Sementara, Juru Bicara Superbank menjelaskan bahwa perusahaan memilih untuk tidak memberikan komentar terkait rumor atau spekulasi yang beredar atas kabar rencana IPO.
"Fokus kami saat ini adalah terus menghadirkan solusi keuangan inovatif dan mendorong pertumbuhan inklusif bagi nasabah kami," kata Juru Bicara Superbank kepada Bisnis pada Selasa (14/1/2025).
Di sisi lain, saat ini Superbank masih berkutat dengan kerugian. Sampai periode kuartal III/2024, rugi bersih Superbank mencapai Rp285,74 miliar. Kerugian Superbank juga membengkak 12,17% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp254,74 miliar.
Meski begitu, hingga akhir September 2024, Superbank telah membukukan total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp3,2 triliun, tumbuh pesat 328% yoy. Lalu, penyaluran kredit Superbank mencapai Rp4,9 triliun, tumbuh pesat 189% yoy.
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit tersebut, total aset Superbank juga meningkat 77% yoy menjadi Rp9,7 triliun.