Enggan Tanggapi Isu Parcok, Kapolri: Saya Bukan dari Partai

Enggan Tanggapi Isu Parcok, Kapolri: Saya Bukan dari Partai

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo enggan menanggapi isu partai coklat atau "parcok", yang mengacu pada dugaan keterlibatan aparat kepolisian dalam kerja pemenangan pasangan calon tertentu di Pilkada 2024.

Listyo justru meminta awak media menanyakan soal isu tersebut kepada partai.

"Tanya partailah, saya kan bukan dari partai," kata Listyo sembari melempar senyum kepada awak media di Rupatama Mabes Polri, Kamis (4/12/2024).

Kapolri pun enggan menjawab lebih lanjut terkait pertanyaan wartawan. Dia langsung bergegas ke luar ruangan.

Isu mengenai parcok mengemuka setelah PDI-P menuding ada keterlibatan aparat kepolisian dalam pemenangan Pilkada di sejumlah daerah.

Ketua DPP PDI-P Deddy Sitorus mengungkapkan, salah satu wilayah yang diduga menjadi tempat pergerakan aparat kepolisian adalah Jawa Tengah. 

Di wilayah yang dikenal dengan kandang banteng itu, pasangan calon yang diusung PDI-P Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, kalah dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung 14 partai politik.

"Sekarang rekan-rekan wartawan semua mulai hari ini bisa menyebut Jawa Tengah bukan sebagai kandang banteng lagi. Tapi sebagai kandang bansos dan parcok (partai cokelat)," kata Ketua DPP PDI-P Deddy Sitorus dalam jumpa pers di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Ketua DPP PDI-P bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti keterlibatan aparat kepolisian dalam pelaksanaan Pilkada 2024.

Bukti ini pun akan dijadikan sebagai modal untuk menggugat hasil Pilkada di sejumlah daerah ke Mahkamah Konstitusi.

"Kami di PDI Perjuangan mencatat ada keterlibatan anggota kepolisian di Jateng, yang ada di Sulut, Papua Pegunungan, dan Sumut dan daerah lainnya," kata Ronny dalam konferensi pers di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

Sumber