Erick Thohir Tak Mau Bandara Indonesia Kalah dengan Malaysia atau Singapura
TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, peningkatan kualitas fasilitas dan layanan di Bandara Soekarno-Hatta menjadi salah satu prioritas yang harus segera dilakukan.
Menurutnya, Indonesia harus memiliki bandara yang tidak hanya mampu bersaing dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, tetapi juga harus bisa lebih unggul.
“Kita tidak boleh kalah dengan Malaysia atau Singapura. Kita harus bisa setara bahkan lebih. Itu yang kita dorong agar bandara Indonesia bisa menjadi yang terbaik, terutama dalam hal kenyamanan dan kualitas pelayanan,” ujar Erick Thohir di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Rabu (1/1/2025).
Erick menyampaikan bahwa peningkatan kualitas Bandara Soekarno-Hatta sangat perlu dilakukan lantaran dianggap sebagai pintu gerbang utama bagi kedatangan wisatawan.
Oleh sebab itu, fasilitas yang baik dan pelayanan yang memadai akan memberikan kesan positif bagi pengunjung yang datang ke Indonesia.
"Memang, airport ini jendelanya Indonesia. Orang datang dari luar negeri ke sini, ya pertama yang pasti dilihat adalah bagaimana fasilitas airport, kenyamanan, layanan, dan lain-lainnya," kata dia.
Lebih lanjut, Erick menambahkan bahwa langkah untuk meningkatkan kualitas bandara tidak hanya berkaitan dengan fisik bangunan, tetapi juga mencakup sistem pelayanan yang transparan dan akuntabel.
Dia berharap, dengan upaya yang dilakukan, bandara Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif di tingkat global.
"Jadi, airport Indonesia kita akan terus bersaing dengan airport-airport yang ada di dunia," ucap dia.
Sebelumnya, Erick Thohir meninjau kesiapan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta untuk pelayanan bagi yang bepergian dalam rombongan besar, khususnya untuk jemaah umrah.
Dia mengungkapkan bahwa ke depan, sistem pelayanan haji dan umrah di Indonesia harus diperbaiki agar lebih transparan, akuntabel, dan nyaman.
Dalam hal ini, dia menyebutkan pentingnya penataan fasilitas di bandara, termasuk masjid yang nyaman, lounge, dan tempat manasik untuk mendukung kelancaran keberangkatan dan kedatangan jemaah.
"Kita lihat jumlah haji itu kan nanti bisa mencapai 241.000, yang sekarang kurang lebih 221.000. Sementara, lebih dari 10.000 jemaah yang melakukan ibadah umrah," kata dia.
"Nah, inilah kenapa kita tata ulang, bagaimana ada masjid yang baik, ada tempat manasik, lalu ada lounge yang baik. Nanti juga untuk yang reguler, saya tadi sudah minta, saya minta dirapihkan. Jangan hanya yang VIP, jangan hanya yang tentu kelas menengah, tetapi yang kelas-kelas lainnya harus sama prioritas pelayanannya," ujar dia.
Lebih lanjut, Erick menambahkan bahwa pembangunan dan peningkatan kualitas layanan di bandara harus sejalan dengan upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata dan umrah di Indonesia.
"Kita tidak boleh kalah dengan negara lain, seperti Malaysia atau Singapura. Kami berusaha menjadikan bandara Indonesia setara bahkan lebih baik,” kata dia.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia Faik Fahmi menyampaikan bahwa pengelolaan lalu lintas penumpang di Terminal 2F difokuskan untuk jemaah umrah.
"Kebutuhan jemaah umrah berbeda, mereka biasanya bepergian dalam kelompok besar. Oleh karena itu, kami menyiapkan masjid yang luas dan nyaman, serta lounge dan area meet and greet khusus untuk mereka,” kata Fahmi.
Menurut Fahmi, upaya ini bertujuan mengurangi kepadatan di Terminal 3 dan memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah umrah.
Terminal 2F yang direncanakan untuk beroperasi pada akhir Januari mendatang diharapkan dapat mengatasi masalah kepadatan di terminal sebelumnya.