Erupsi Gunung Ibu, Warga Lima Desa Menolak Dievakuasi

Erupsi Gunung Ibu, Warga Lima Desa Menolak Dievakuasi

HALMAHERA BARAT, KOMPAS.com – Sesuai rekomendasi dari tim pemantau Gunung Ibu, terdapat enam desa yang harus diungsikan ke tempat aman.

Rekomendasi ini keluar setelah status Gunung Api Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dinaikkan dari level III siaga menjadi level IV awas.

Terdapat dua desa yang disiapkan sebagai tempat pengungsian, yakni Desa Tongute Sungi dan Akesibu.

Di Desa Tongute Sungi, terdapat dua pos pengungsian, yaitu gereja tua dan kantor desa.

Sementara di Desa Akesibu, pos pengungsian terdiri dari gereja tua, sekolah dasar, dan SMK Akesibu.

Namun, hingga Kamis (16/1/2025) malam, hanya Desa Sangaji Nyeku yang menempati pos pengungsian gereja tua di Desa Tongute Sungi.

Terdapat 166 jiwa yang menempati pos pengungsian di gereja tua Desa Tongute Sungi. Sedangkan pos pengungsian lainnya terpantau masih kosong.

Hal ini diduga terjadi karena lima desa lainnya menolak dievakuasi ke tempat pengungsian.

Adapun desa yang warganya menolak diungsikan, yakni Desa Todoke, Borona, Tuguis, Soa Sangaji, dan Togoreba Sungi.

Warga di lima desa ini beranggapan bahwa desa mereka tetap aman meskipun terjadi erupsi Gunung Ibu.

"Saya mencoba berkomunikasi dengan mereka. Mereka menyampaikan kepada saya bahwa tahun kemarin mereka diungsikan, tetapi desa mereka biasa-biasa saja, tidak dilanda oleh letusan yang sangat dahsyat. Sehingga mereka merasa biasa-biasa saja. Desa mereka aman,” jelas Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Halmahera Barat, Irfan Idrus, Kamis (16/1/2025).

Padahal, petugas telah melakukan penjemputan dengan menggunakan unit mobil jenis truk milik BPBD, TNI, dan Polri untuk membantu warga.

“Kami ke lapangan ini hanya dalam rangka melakukan penyelamatan, itu tujuan kami. Karena kami juga diperintah oleh atasan untuk melakukan penyelamatan, terkait dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal, lima desa ini masuk zona merah, terkait dengan lahar dan letusan,” terangnya.

Ia menambahkan, petugas terus melakukan pendekatan dan sosialisasi akan bahaya yang mengancam desa mereka yang masuk dalam radius bahaya, sehingga warga bersedia dievakuasi ke lokasi yang aman.

Sumber