Fadli Zon Dorong Rebranding BPK XV Bali Jadi Pusat Kajian Sarkofagus

Fadli Zon Dorong Rebranding BPK XV Bali Jadi Pusat Kajian Sarkofagus

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan potensi besar Balai Pelestarian Kebudayaan XV (BPK XV) sebagai pusat kajian sarkofagus di Nusantara. Sarkofagus, peti batu peninggalan masa prasejarah, menjadi koleksi unggulan di BPK XV, khususnya di Gedung Arca yang menyimpan puluhan artefak bersejarah tersebut.

Saat melakukan kunjungan kerja ke BPK XV di Denpasar, Bali, Minggu, (5/1) lalu, Fadli Zon menyoroti keunikan sarkofagus tersebut yang berbeda dari wilayah lain di Indonesia.

"Tidak semua tempat di Nusantara menggunakan sarkofagus seperti di Bali. Batu-batu paras dengan motif unik seperti kepala manusia dan binatang ini mencerminkan peradaban yang kaya dan perlu diteliti lebih lanjut, termasuk melalui metode karbon dating untuk mengetahui usia pastinya," ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Senin (13/1/2025).

Ia juga menekankan perlunya pendekatan ilmiah yang lebih mendalam untuk mengungkap narasi sejarah di balik koleksi ini. Menurutnya, penelitian lanjutan akan memperkuat narasi budaya, tidak hanya untuk Bali, tetapi juga untuk menghubungkannya dengan peradaban di daerah lain di Nusantara.

"Kita akan undang peneliti-peneliti agar narasinya lebih kuat. Rebranding Gedung Arca sebagai pusat pengetahuan sarkofagus bisa menjadi langkah penting dalam mengenalkan sejarah peradaban Bali ke dunia," tambahnya.

Selain sebagai museum, Fadli Zon berharap BPK XV ini dapat bertransformasi menjadi ‘cultural hub’ atau pusat kebudayaan yang dinamis. Ia mengusulkan agar fasilitas seperti pendopo dan sinema di area BPK XV dimanfaatkan untuk kegiatan budaya yang melibatkan masyarakat lokal dan generasi muda.

"Balai pelestarian ini harus menjadi kantong budaya yang aktif, yang tidak hanya melestarikan budaya lokal tetapi juga mengedukasi masyarakat dan menggerakkan dinamika peradaban di sekitarnya," jelasnya.

Koleksi sarkopagus yang tersimpan di Gedung Arca menjadi sorotan karena tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga mencerminkan tradisi unik masyarakat Bali dan sekitarnya. Penemuan sarkopagus ini, yang dilakukan sejak akhir tahun 1950-an oleh arkeolog seperti R.P. Suyono, membuka wawasan baru tentang kehidupan masyarakat prasejarah di wilayah tersebut.

Dengan rencana rebranding dan pengembangan ini, Fadli Zon berharap BPK XV tidak hanya menjadi pusat kajian ilmiah, tetapi juga destinasi edukasi dan wisata budaya yang mampu menarik minat pengunjung, khususnya generasi muda. Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi BPK XV ebagai penjaga warisan budaya, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem kebudayaan yang hidup, dinamis, dan relevan di era modern.

"Semoga BPK XV bisa menjadi model bagi balai pelestarian lainnya di Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam melestarikan sekaligus mempromosikan budaya lokal," tutupnya.

Simak juga Video ‘Penelitian di Situs Gunung Padang Bakal Dilanjutkan’

[Gambas Video 20detik]

Sumber