Fadli Zon Dukung Aceh Jadi Episentrum Kebudayaan Islam Dunia

Fadli Zon Dukung Aceh Jadi Episentrum Kebudayaan Islam Dunia

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon melakukan kunjungan perdananya sebagai menteri ke Aceh dalam rangka meresmikan revitalisasi situs Tamansari Gunongan.

Dalam sambutannya, Fadli mendukung Aceh menjadi salah satu episentrum kebudayaan Islam dunia melalui pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya lokal.

"Alhamdulillah, saya berkunjung ke Aceh untuk pertama kalinya sebagai Menteri Kebudayaan. Serambi Mekah ini merupakan pusat peradaban Islam yang sangat kaya," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2025).

Hal ini disampaikannya di sela peresmian Revitalisasi Situs Tamansari Gunongan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Aceh, Minggu (12/1/2025).

Fadli mengungkapkan revitalisasi Tamansari Gunongan tidak hanya penting sebagai upaya pelestarian cagar budaya, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mempromosikan Aceh di kancah internasional. Sebab, situs yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda ini memiliki nilai historis yang tak kalah dari Taj Mahal di India.

Pada kesempatan tersebut, Fadli juga menyoroti kekayaan budaya Aceh sebagai bagian dari "mega diversity" Indonesia. Ia pun mengapresiasi warisan budaya Islam Aceh yang tercermin dalam manuskrip, nisan-nisan kuno, hingga koin dirham Samudra Pasai yang pernah menjadi acuan perdagangan global.

"Saya punya koleksi dirham emas pertama yang dibuat Sultan Ahmad Az-Zahir tahun 1270. Ini bukti bahwa peradaban Aceh pada masa itu jauh lebih maju dibanding kerajaan-kerajaan lain di Nusantara," jelasnya.

Tak hanya itu, ia juga menegaskan pentingnya revitalisasi budaya melalui narasi yang kuat, pendokumentasian warisan, dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan. Fadli juga mengusulkan pembangunan Museum Peradaban Islam Aceh yang representatif untuk mendukung upaya ini.

Fadli mengungkapkan Aceh sudah mendapat pengakuan dunia melalui Tari Saman sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Untuk itu, ia menekankan perlunya langkah strategis untuk menambah daftar warisan budaya Aceh di tingkat internasional, termasuk manuskrip Hikayat Aceh dan nisan-nisan kuno.

"Mudah-mudahan, ke depan, Aceh semakin dikenal dunia tidak hanya melalui sejarahnya, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Islam yang terus berkembang," ucapnya.

Dalam sambutannya, Fadli juga menyoroti potensi penggunaan teknologi modern untuk menarik generasi muda.

Ia pun mencontohkan pengembangan Museum Tsunami Aceh yang dapat ditingkatkan melalui teknologi AI dan pengalaman digital imersif.

"Kita harus menciptakan ruang budaya yang lebih hidup dan interaktif, sehingga masyarakat, khususnya generasi muda, semakin tertarik untuk belajar dan melestarikan budaya kita," imbuhnya.

Fadli juga menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk mendukung pendataan, pelestarian, dan pengembangan budaya Aceh secara berkelanjutan. Ia juga mengajak masyarakat Aceh untuk berperan aktif dalam menjaga warisan budaya mereka.

"Kebudayaan adalah identitas bangsa. Melalui upaya bersama, kita dapat menjadikan Aceh sebagai inspirasi dunia dalam hal pelestarian dan pengembangan kebudayaan Islam," pungkasnya.

Simak juga Video ‘Penelitian di Situs Gunung Padang Bakal Dilanjutkan’

[Gambas Video 20detik]

Sumber