Fakta-fakta Pembunuhan Sandy Permana, Pemeran Mak Lampir
JAKARTA, KOMPAS.com – Tragedi tragis menyelimuti dunia hiburan. Sandy Permana, aktor yang dikenal melalui perannya di serial "Mak Lampir", tewas mengenaskan di dekat rumahnya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (12/1/2025).
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno, mengungkapkan bahwa Sandy ditemukan dalam kondisi bersimbah darah sekitar pukul 08.00 WIB.
"Saya belum bisa memastikan ya ada berapa (tusukan). Di leher, dada, sama di perut," kata Onkoseno ketika dihubungi pada hari yang sama.
Berikut fakta-fakta kematiannya
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jasad Sandy dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi. Hasilnya menunjukkan tanda-tanda kekerasan.
"Terdapat kekerasan (benda) tajam dan tumpul," ungkap Kombes Hery Wijatmoko, Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara, Senin (13/1/2025).
Ia menambahkan, pemeriksaan jenazah dilakukan pada Minggu sore dan selesai pada malam harinya.
"Hari Minggu sekitar pukul 14.00 WIB lebih masuk dan pukul 21.00 WIB lebih sudah dibawa pulang," jelas Hery.
Belakangan diketahui, Sandy sebelumnya sempat cekcok dengan tetangga dalam rapat warga pada Oktober 2024.
Dalam momen tersebut, terjadi perdebatan sengit yang hampir berujung somasi.
"Awalnya hanya saling tuding, cekcok di forum," ujar Sudarmadji, Ketua RT setempat.Namun, niat Sandy untuk melayangkan somasi dibatalkan karena masalah dianggap selesai.
"Kita kira masalah sudah selesai," tambah Sudarmadji.
Sebelum ditemukan tewas, Sandy diketahui sempat menuju sebuah danau di dekat rumahnya. Di sana, figur publik itu disebut bertemu seseorang.
"Sekitar pukul 07.00 WIB, korban mengendarai motor listrik menuju danau menemui seseorang," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.
Hingga kini, identitas orang yang ditemui Sandy dan isi perbincangan mereka masih menjadi misteri.
Namun, Ade Ary menyebut bahwa Sandy terlibat duel dengan seorang pria sebelum ditemukan tewas.
"Berdasarkan fakta, diduga ada saksi yang melihat korban berkelahi dengan seorang laki-laki," ujarnya.
Sementara itu, Onkoseno menduga pelaku adalah warga sekitar.
"Iya, warga sekitar. Dugaannya begitu (pelaku tetangganya)," katanya.
Sementara itu, Ade Indriani, istri Sandy, menceritakan momen mengerikan ketika motor suaminya dikembalikan warga dalam kondisi berlumuran darah.
"Saya lihat, kok motor suami saya banyak darah, ini kenapa?" katanya Ade.
Ade segera menuju rumah sakit dan mendapati suaminya dalam kondisi kritis.
"Saya lihat suami saya sudah terbaring kesakitan, penuh darah. Tersyok banget saya lihatnya," ungkap Ade.
Meski kritis, Sandy sempat merespons pertanyaan istrinya namun tidak mampu menyebut nama pelaku karena kesulitan bernapas.
Polisi telah memeriksa empat saksi untuk mengungkap kasus ini, termasuk tetangga dan seorang sekuriti yang melihat keributan.
"Salah satu saksi adalah ibu yang melihat korban berkelahi dengan seseorang," terang Ade Ary.
Kematian Sandy Permana meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya, sementara pihak berwajib terus menyelidiki kasus tragis ini.
Kini, tragedi yang menimpa Sandy Permana mencerminkan betapa konflik kecil di lingkungan sosial dapat memicu insiden besar jika tidak diselesaikan dengan bijak.
Dalam kasus ini, permasalahan yang awalnya dianggap selesai ternyata menyisakan dendam yang berujung pada kekerasan fatal.