Fatayat NU Tegaskan Siap Dukung Program Prabowo-Gibran untuk Berdayakan Perempuan
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), sayap organisasi NU menggelar konferensi besar 2024 yang akan berlangsung pada 13-15 Desember 2024 di Jakarta.
Ketua PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan, isu perlindungan dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu agenda utama yang akan dibahas.
Hal tersebut sejalan dengan pesan yang dititipkan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ketika membuka secara resmi rangkaian Konferensi Besar Fatayat NU pada Jumat (13/12/2024).
“Kami akan melakukan penguatan untuk lembaga pendamping bagi perempuan dan anak korban kekerasan, yang kami sebut dengan LKP3A,” ujar Margaret kepada wartawan, Jumat (13/12/2024).
Di samping itu, kata Margaret, Konferensi Besar Fatayat NU juga akan membahas isu strategis untuk penguatan dan keberlanjutan organisasi.
Dengan begitu, Margaret berharap Fatayat NU bisa menghadirkan program-program yang bermanfaat untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Kami berharap dari organisasi yang digdaya ini, Fatahat NU bisa melahirkan perempuan-perempuan berdaya, yang nantinya akan berkarya, memberikan kebermanfaatan bagi Indonesia,” kata Margaret.
Ia menegaskan bahwa Fatayat Nahdlatul akan mendukung penuh program-program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan serta perlindungan perempuan dan anak.
“Kami fatayat NU menyatakan siap mendukung dan men-support apa yang menjadi program pemerintah di bawah Presiden Bapak Prabowo, dan juga Wakil Presiden Mas Gibran,” ungkap Margaret.
“Apa pun itu kami pasti akan mendukung program-program, terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Karena itu adalah koor organisasi Fatayat NU,” katanya.
Gibran Rakabuming Raka secara resmi membuka Konferensi Besar Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) 2024, Jumat (13/12/2024) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam pidatonya, Gibran berpesan agar konferensi yang digelar Fatayat NU bisa membahas berbagai hal-hal strategis, salah satunya mengenai kasus kekerasan terhadap perempuan.
“Saya titip mohon Fatayat NU bisa jadi shelter yang nyaman untuk melindungi perempuan dari kekerasan fisik, mental, dan seksual yang kadang lambat ditangani karena tidak ada laporan,” ungkap Gibran.