Fenomena Solstis Desember 2024: Waktu, Penyebab, dan Dampaknya

Fenomena Solstis Desember 2024: Waktu, Penyebab, dan Dampaknya

Akan ada fenomena Solstis yang terjadi di bulan Desember 2024. Ini merupakan fenomena tahunan yang berlangsung dua kali dalam kurun waktu satu tahun, yakni di bulan Juni dan Desember. Solstis disebut juga sebagai fenomena Titik Balik Matahari.

Mengutip dari Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang dimaksud dengan fenomena Solstis adalah fenomena astronomi di mana Matahari berada paling utara atau paling selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya.

Istilah Solstis sendiri berasal dari Bahasa Latin Solstitium yang terdiri dari dua kata, Sol yang bermakna Matahari dan Stitium yang merupakan bentuk kerja dari Sistere yang berarti tempat berhenti, singgah atau balik. Sehingga, istilah Solstis bisa juga disamakan dengan Titik Balik Matahari.

Menurut laporan ‘Fenomena Astronomi 2024’ yang dilansir BRIN, fenomena Solstis atau Titik Balik Matahari pada tahun ini berlangsung dua kali, dengan kejadian yang pertama bertepatan pada 20 Juni 2024 lalu. Sementara kejadian yang keduanya akan jatuh pada 21 Desember 2024.

Fenomena Solstis atau Titik Balik Matahari yang kedua ini akan bertepatan pada tanggal 21 Desember 2024. Untuk waktu kejadiannya berdasarkan zona waktu di Indonesia, menurut NASA, peristiwa ini akan berlangsung mulai Sabtu, 21 Desember 2024 pukul 16.19 WIB.

Ketika fenomena Titik Balik Matahari di bulan Desember atau Solstis Desember ini berlangsung, wilayah Kutub Selatan dan belahan Bumi bagian selatan akan condong ke arah Matahari. Sedangkan wilayah Kutub Utara dan belahan Bumi bagian utara akan menjauhi Matahari.

Mengutip dari keterangan BRIN, fenomena Titik Balik Matahari atau Solstis ini terjadi karena kondisi Bumi yang berotasi secara miring terhadap ekliptika sekaligus mengorbit Matahari. Sehingga ujung sumbu rotasi Bumi selalu menghadap ke arah yang sama, yakni polaris atau bintang kutub. Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring sekitar 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika.

Saat Bumi berotasi yang di saat bersamaan juga mengorbit Matahari, terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara condong ke Matahari, sementara Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan menjauhi Matahari. Ini yang terjadi ketika Solstis Juni. Sedangkan Solstis Desember adalah kondisi sebaliknya. Kutub Selatan dan belahan Bumi bagian selatan condong ke Matahari, sedangkan Kutub Utara dan belahan Bumi utara menjauhi Matahari.

Secara umum, dampak yang ditimbulkan dari adanya fenomena Titik Balik Matahari atau Solstis di kehidupan sehari-hari adalah adanya pergantian musim, yakni musim dingin dan musim panas. Kondisi ini terjadi terutama bagi negara-negara subtropis dan berlintang tinggi.

Untuk fenomena Titik Balik Matahari atau Solstis Desember sendiri memberikan dampak berupa terjadinya waktu siang hari yang lebih panjang dibanding waktu malam hari di belahan Bumi bagian selatan. Dan berlaku sebaliknya di belahan Bumi bagian utara.

Meski demikian, fenomena Sostis atau Titik Balik Matahari ini tidak memiliki dampak yang ekstrem pada kehidupan sehari-hari.

Sumber