Flu Babi Afrika Kembali Landa Sikka, Kadis Pertanian: Bio Security Harus Ditingkatkan
SIKKA, KOMPAS.com - Penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) kembali melanda wilayah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mencatat, sejak awal Januari 2025, sebanyak 10 ekor babi mati mendadak.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel babi yang mati ini, ada empat sampel yang dinyatakan positif ASF," ujar Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan, saat dihubungi, Kamis (17/1/2025).
Yohanes mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui mengapa penyakit ASF kembali menyerang ternak babi di wilayah tersebut.
Namun, dia mengimbau semua pihak terlibat aktif melakukan upaya pencegahan ASF, sehingga kasus kematian babi tidak lagi bertambah.
Apalagi, sampai saat ini, belum ada vaksin untuk ASF.
"Kami selalu mengimbau para peternak dan masyarakat harus meningkatkan biosecurity untuk mencegah ASF," kata dia.
Yohanes menyampaikan bahwa Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera telah menginstruksikan para camat, lurah, dan kepala desa untuk melakukan koordinasi dalam rangka upaya pengendalian dan pencegahan penyakit ASF.
Adrianus meminta agar kerja sama lintas sektor dalam rangka pengawasan lalu lintas ternak babi dan produknya pada pintu masuk antar-kabupaten di wilayah perbatasan daratan dan pelabuhan laut ditingkatkan.
Pengusaha penjualan ternak dan daging babi untuk sementara dilarang memasukkan babi dari daerah atau kabupaten lain.
Kemudian, setiap ternak babi dan produk-produknya yang masuk ke wilayah Kabupaten Sikka ataupun perpindahan hewan antar-wilayah wajib disertai dokumen surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dan hasil pengujian laboratorium bebas penyakit.
"Dalam instruksi tersebut, lebih kurang ada 12 poin yang disampaikan Pak Penjabat Bupati. Harapannya bisa terlaksana sehingga tidak ada lagi kasus kematian babi," katanya.