Formappi Heran DPR Tak Tertarik Kasus Firli Bahuri hingga Zarof Ricar yang Belum Tuntas

Formappi Heran DPR Tak Tertarik Kasus Firli Bahuri hingga Zarof Ricar yang Belum Tuntas

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai Komisi III DPR RI terkesan pilih-pilih dalam menggelar rapat dengar pendapat (RDP).

Diketahui, Komisi III belakangan kerap menggelar RDP atas sejumlah kasus yang viral di media sosial, misalnya penipuan berlian yang menimpa artis Reza Artamevia dan kasus penganiayaan pegawai toko roti oleh anak bosnya di Cakung, Jakarta Timur.

Menurut Lucius, banyak kasus lain yang lebih urgent karena melibatkan aparat penegak hukum, misalnya kasus yang menjerat eks pejabat Mahkamah Agung Zarof Ricard dan kasus terkait eks Ketua KPK, Firli Bahuri.

"Kalau Komisi III ingin terlihat adil, seharusnya ada banyak kasus yang penanganannya patut dipertanyakan juga. Dan kasus-kasus itu juga melibatkan penegak hukum yang menjadi mitra Komisi III," ujar Lucius saat dihubungi, Kamis (19/12/2024).

"Misalnya kasus eks pejabat MA Zarof Ricard dan kasus Firli Bahuri. Kasus-kasus ini juga sudah cukup lama dan penegakan hukumnya semakin tak jelas," ujarnya lagi.

Dia heran Komisi III DPR RI lebih tertarik dengan kasus Reza Artamevia dan kasus Dwi Ayu Darmawati, korban penganiayaan anak bos toko roti di Cakung, Jakarta Timur.

Hal ini, menurutnya, memberi kesan bahwa Komisi III DPR RI pilih-pilih dalam menggelar RDP.

"Kenapa kasus-kasus seperti ini tak menarik perhatian Komisi III untuk dibicarakan seperti kasus-kasus jual beli berlian dan pegawai toko roti yang dianiaya anak bosnya?" ucapnya.

"Kan jadi terlihat ada semacam "pilih-pilih kasus" juga di Komisi III? Dan pilih-pilih kasus seperti ini membuat Komisi III tak beda dengan penegak hukum yang tidak konsisten untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang ada," katanya lagi.

Sumber