Gangster Bersenjata Pakai Penutup Wajah Saat Serang Permukiman di Kramat Pulo
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok orang tak dikenal mengenakan penutup wajah saat menyerang permukiman warga di RT 10/03, Jalan Kramat Pulo, Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
"Mereka semua pakai penutup kepala semua, jadi enggak tahu wajahnya. Pokoknya rapi lah," kata Nedi (36), warga RT 10/03 saat ditemui di lokasi, Minggu (12/1/2025).
Gangster itu terdiri dari 30 hingga 40 orang. Mereka membawa senjata tajam berupa celurit.
Karena orang-orang itu mengenakan penutup wajah, Nedi tidak tahu siapa pelaku penyerangan itu.
Bahkan, Nedi juga tidak tahu mengapa perkampungannya menjadi target penyerangan.
"Ngasal aja (mereka) nyerangnya, membabi buta. Enggak tahu masalahnya apa, tiba-tiba diserang," tambah dia.
Hal serupa juga diungkap oleh Inan (55), warga RT 10 yang juga tak tahu siapa pelakunya.
"Ada yang pakai masker sebagian, ada yang enggak pakai. Saya juga bingung itu orang mana, tujuannya apa itu," kata Inan saat ditemui di kediamannya.
Saat berusaha membubarkan penyerangan tersebut, Inan kena sabetan celurit pada bagian dahi dan tangannya.
Warga lain membantu Inan dan membubarkan penyerangan tersebut.
"Udah banyak orangnya, anak-anak udah pada di sini, baru bubar udah itu," tambah dia.
Dalam video yang beredar melalui akun Instagram @info_jakartapusat, dinarasikan bahwa perkampungan tersebut diserang oleh kelompok orang.
"Tawuran terjadi diduga warga sekitar diserang oleh kelompok gangster yang datang dan langsung melakukan penyerangan ke area permukiman warga," bunyi keterangan yang diunggah akun Instagram tersebut.
Ketua RT 10/03 Kramat, Dian, menyebut penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 05.30 WIB, Minggu pagi.
Dian mengatakan, sudah dua kali kampungnya diserang orang tidak dikenal. Pertama, penyerangan terjadi pada Sabtu (11/1/2025).
"Enggak sering, cuma udah dua malam ini sering diserang. Cuma kita enggak tahu dari mana, anak mana," kata Dian saat ditemui di lokasi, Minggu (12/1/2025).
Baru pada penyerangan pagi tadi jumlah orang yang menyerang kampungnya lebih banyak. Mereka membawa sajam masing-masing.
Dian juga tidak tahu dengan pasti apa alasan kelompok itu menyerang perkampungannya.
Akibat penyerangan itu, dua orang menjadi korban. Keduanya terkena sabetan sajam yang dibawa oleh kelompok tersebut.