Gejala Leptospirosis yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?

Gejala Leptospirosis yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan peringatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terdampak banjir dan terdapat tikus di sekitarnya untuk berhati-hati terhadap risiko penyakit leptospirosis.

Kabis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, menjelaskan bahwa penyakit ini biasanya berawal dari adanya riwayat kontak dengan air yang tercemar, seperti luka yang terkena air yang terkontaminasi kencing tikus atau hewan pembawa bakteri leptospira.

"Yang bisa diwaspadai terkait dengan leptospirosis ya pada daerah-daerah banjir biasanya gitu," ujar Irma melalui sambungan telepon pada Kamis (9/1/2025).

KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Anak-anak terdampak banjir di Genuksari, Kota Semarang bermain genangan banjir di sekitar rumah, Jumat (15/3/2024).

Dia juga mengimbau masyarakat untuk lebih mewaspadai gejala leptospirosis, yakni

Irma meminta masyarakat yang merasakan gejala tersebut untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Dinkes Jateng mencatat terdapat 519 kasus leptospirosis yang terjadi di Jateng sepanjang tahun 2024, dengan 62 pasien di antaranya meninggal dunia.

Sementara itu, pada 2023, tercatat 884 kasus dengan 139 pasien meninggal.

"Dengan peningkatan tata laksana dan koordinasi yang baik, kita bisa menurunkan angka kematian sepanjang 2024 menjadi 62, sedangkan pada 2023 sebanyak 139 pasien, turun banyak," ungkapnya.

Lebih lanjut, Irma mengingatkan bahwa curah hujan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan lingkungan menjadi lebih lembap, sehingga masyarakat juga perlu mewaspadai sejumlah infeksi penyakit lainnya, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

"Otomatis banyak infeksi terkait dengan saluran pernapasan, seperti ISPA atau pilek, dan kadang-kadang beberapa kasus pneumonia pada anak-anak juga meningkat," tandasnya.

Sumber