Gempa M 5,6 di Maluku Barat Daya, BPBD Belum Terima Laporan Kerusakan
AMBON, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, hingga kini masih menunggu laporan terkait dampak kerusakan akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah tersebut pada Rabu (18/12/2024).
Kepala BPBD Maluku Barat Daya Djemmy Lico mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu laporan dari pemerintah kecamatan mengenai ada atau tidaknya dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
"Sampai sekarang kita belum terima laporan kerusakan, kita masih menunggu laporan dari kecamatan," kata Djemmy kepada Kompas.com, Rabu.
Ia mengakui gempa yang mengguncang wilayah tersebut dirasakan di sejumlah wilayah. Tak hanya di ibu kota kabupaten, tapi juga di pulau-pulau dan kecamatan lainnya.
"Iya juga kita rasakan getaran gempa di tempat lain juga merasakan cuma kalau di Pulau Moa sini agak kecil," ujarnya.
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ambon menyebut, gempa tersebut berpusat di laut Banda pada kedalaman 170 kilometer di bawah permukaan laut.
Gempa tersebut berjarak 106 kilometer bagian utara Dawelor Dawera dan 124 kilometer timur laut Tepa, Maluku Barat Daya.
Ia mengaku bahwa saat ini pihaknya masih terus memantau kondisi di Kecamatan Dawelor Dawera yang jaraknya dekat dengan pusat gempa.
"Kita juga masih pantau dan menunggu laporan dari Kecamatan Dawelor Dawera," sebutnya.
Adapun dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah yang terjadi akibat adanya defomasi batuan dalam lempeng Laut Banda.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip," pernyataan BMKG dalam keterangannya.
BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut dirasakan getarannya oleh warga pada skala III MMI.