Gempar Darurat Militer Korsel, Korut Bilang Gini
Korea Utara (Korut) mengomentari darurat militer singkat yang ditetapkan oleh negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel), pekan lalu. Media pemerintah Korut menyebut Korsel berada dalam "kekacauan" setelah pemberlakuan darurat militer singkat oleh Presiden Yoon Suk Yeol.
Ulasan media pemerintah Korut soal darurat militer Korsel itu, seperti dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), menjadi komentar pertama yang diberikan Pyongyang mengenai pergolakan politik yang dialami negara tetangganya.
Yoon menangguhkan pemerintahan sipil dengan menetapkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam pekan lalu, yang diwarnai pengerahan pasukan dan helikopter militer ke gedung parlemen. Darurat militer itu hanya berlangsung enam jam setelah mayoritas anggota parlemen mendesak Yoon mencabutnya.
"Insiden mengejutkan dari boneka Yoon Suk Yeol, yang menghadapi pemakzulan dan krisis pemerintahan, tiba-tiba mengumumkan dekrit darurat militer dan tanpa ragu menggunakan senjata dan pisau dari kediktatoran fasis yang menyebabkan kekacauan di seluruh Korea Selatan," demikian ulasan media pemerintah Korut.
"Komunitas internasional menyaksikan dengan saksama. dengan penilaian bahwa insiden darurat militer mengungkap kerentanan dalam masyarakat Korea Selatan," imbuh media pemerintah Korut dalam komentarnya.
"Para komentator menggambarkan deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon secara tiba-tiba sebagai tindakan putus asa dan kehidupan politik Yoon Suk Yeol bisa berakhir lebih awal," sebut media pemerintah Korut.
Saat mengumumkan darurat militer pekan lalu, Yoon menyebut hal itu akan melindungi Korsel dari "ancaman yang ditimbulkan kekuatan komunis Korea Utara dan menghilangkan unsur-unsur anti-negara yang merampas kebebasan dan kebahagiaan masyarakat".
Simak Video Nasib Presiden Korsel, Umumkan Darurat Militer Berujung Jadi Tersangka
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korut meluncurkan rentetan rudal balistik yang melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pyongyang juga membombardir Seoul dengan balon-balon sampah sejak Mei lalu, sebagai balasan atas propaganda anti-Korut yang dikirimkan aktivis Korsel beberapa waktu terakhir.
Tidak hanya itu, Korut juga menjadi salah satu pendukung paling vokal dan penting untuk invasi Rusia ke Ukraina, dengan Seoul dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), menuduh Pyongyang mengirimkan persenjataan dan lebih dari 10.000 tentaranya untuk membantu Moskow dalam perang.
Simak Video Nasib Presiden Korsel, Umumkan Darurat Militer Berujung Jadi Tersangka
[Gambas Video 20detik]