Gempar Ledakan di Mahkamah Agung Brasil, Diselidiki sebagai Aksi Teroris

Gempar Ledakan di Mahkamah Agung Brasil, Diselidiki sebagai Aksi Teroris

Ledakan di kompleks Mahkamah Agung Brasil sedang diselidiki sebagai "aksi teroris". Motif di balik aksi itu masih gelap, namun otoritas setempat menduga ledakan itu ada hubungannya dengan pemberontakan terhadap Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang terjadi tahun lalu.

Pelaku di balik insiden ledakan itu, yang tewas di luar gedung Mahkamah Agung dalam insiden pada Rabu (13/11) malam, diketahui merupakan anggota partai politik yang menaungi mantan Presiden Jair Bolsonaro. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (15/11/2024).

Upaya serangan itu terjadi ketika Brasil bersiap menjadi tuan rumah KTT G20 yang dijadwalkan digelar pada Senin (18/11) dan Selasa (19/11) mendatang di Rio de Janeiro, dengan dihadiri pemimpin negara-negara besar seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Pria yang diyakini sebagai satu-satunya pelaku, telah tewas dalam ledakan yang mengguncang pintu masuk gedung Mahkamah Agung pada Rabu (13/11) malam. Ledakan itu diduga berasal dari peledak yang dibawa pria tersebut.

Satu ledakan lainnya berasal dari sebuah mobil yang diparkir di kompleks gedung Mahkamah Agung tersebut.

Jenazah pria itu tergeletak semalaman, dengan pasukan penjinak bom berupaya memindahkan detonator yang dibawa pria itu sebelum tewas, sebelum akhirnya dievakuasi pada Kamis (14/11) pagi.

Kepala Kepolisian Federal Brasil, Andrei Passos Rodrigues, dalam konferensi pers di Brasilia mengumumkan bahwa pelaku yang tewas itu bernama Francisco Wanderley Luiz, yang berusia 59 tahun. Disebutkan Rodrigues bahwa Luiz diduga merencanakan serangan sejak lama dan tampaknya bertindak sendirian.

Motif di balik aksi Luiz ini belum diketahui secara jelas. "Kami masih belum mengetahui motif kejahatan tersebut," ucap Rodrigues.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Namun demikian, dia mengingatkan bahwa "ini bukanlah aksi yang terisolasi" dan "para ekstremis kini aktif". Disebutkan Rodrigues bahwa serangan itu mungkin upaya "kekerasan" untuk menggulingkan "supremasi hukum yang demokratis".

Hasil penyelidikan otoritas berwenang mendapati Luiz telah berbulan-bulan menyewa sebuah tempat di "titik strategis" yang terletak dekat dengan Mahkamah Agung Brasil tersebut. Di dalam properti itu, para penyelidik menemukan pesan yang tampaknya menyuarakan dukungan kekerasan terhadap pemberontakan tahun 2023 dan simpatisan mereka.

Dilaporkan juga bahwa Luiz merupakan anggota Partai Liberal (PL) yang dipimpin Bolsonaro, mantan Presiden Brasil yang para pendukungnya pada Januari 2023 lalu berusaha menduduki dan mengambil alih lembaga-lembaga demokrasi di Brasilia dengan kekerasan setelah Lula da Silva kembali berkuasa.

Bolsonaro, dalam pernyataan via media sosial pada Kamis (14/11), mengecam serangan bom itu dan menyebutnya sebagai peristiwa yang terisolasi. Dia juga menyerukan "dialog" untuk melindungi demokrasi di Brasil.

Sumber