Gencatan Senjata Gagal, Israel dan Hamas Terus Bertempur

Gencatan Senjata Gagal, Israel dan Hamas Terus Bertempur

GAZA, KOMPAS.com - Harapan untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta Hizbullah terhenti pada Jumat (1/11/2024), setelah serangkaian serangan udara Israel mengguncang Jalur Gaza dan wilayah selatan Beirut.

Di Gaza, sedikitnya 68 orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel yang menghantam pusat-pusat kota seperti Deir Al-Balah dan kamp pengungsian Nuseirat.

Serangan Israel juga mencapai Lebanon dengan gempuran di pinggiran Beirut, bekas basis kelompok Hizbullah.

Dilansir Reuters, militer Israel melaporkan telah menargetkan Izz al-Din Kassab, pejabat senior Hamas di Gaza yang diklaim bertanggung jawab atas koordinasi Hamas dengan kelompok bersenjata lainnya.

Kassab tewas dalam serangan di kota Khan Younis, dan Israel menyebutnya sebagai salah satu pimpinan Hamas terakhir yang masih aktif.

“Situasi di Gaza utara sudah apokaliptik. Penduduk Palestina berisiko mati karena penyakit, kelaparan, dan kekerasan,” ujar Kepala Badan Kemanusiaan PBB, menggambarkan kondisi di wilayah tersebut saat serangan terus berlangsung.

Di Nuseirat, setidaknya 14 warga Palestina, termasuk beberapa anak-anak, tewas di dekat gerbang sekolah yang dijadikan tempat penampungan pengungsi.

Para petugas medis melaporkan adanya korban tambahan di wilayah selatan Gaza dan menggambarkan situasi darurat di rumah sakit yang kewalahan dengan banyaknya korban luka-luka.

Selain itu, tank-tank Israel juga dilaporkan mulai bergerak maju ke utara Gaza, menambah ketegangan di wilayah tersebut.

Warga Palestina yang menyaksikan serangan Israel melaporkan kehancuran yang semakin meluas.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” kata seorang warga kepada Reuters. “Bom jatuh di mana-mana, bahkan di tempat penampungan pengungsi.”

Di Beirut, Israel menyerang area padat penduduk di selatan kota setelah mengeluarkan perintah evakuasi bagi 10 distrik.

Hassan Saad, seorang penduduk Beirut, mengecam tindakan Israel sebagai perang brutal yang tak berperikemanusiaan.

Ia menambahkan bahwa serangan Israel kali ini adalah bentuk tekanan yang dianggapnya tak beralasan bagi Lebanon.

Sumber