Geolog: Hewan Sudah Keluar Menjauh, Bukti Gunung Marapi Sudah Berbahaya

Geolog: Hewan Sudah Keluar Menjauh, Bukti Gunung Marapi Sudah Berbahaya

PADANG, KOMPAS.com - Penurunan hewan dari kawasan Gunung Marapi, Sumatera Barat, ke permukiman warga disebabkan kondisi tidak kondusif.

Aktivitas vulkanik Marapi yang mengeluarkan abu, bebatuan, serta suhu tinggi telah mengganggu habitat hewan, memaksa mereka mencari tempat yang lebih aman.

"Ini memperlihatkan bahwa Marapi sudah tidak aman lagi sehingga harus dijauhi," kata ahli geologi, Ade Edward, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2024).

Ade menjelaskan, aktivitas Marapi menyebabkan ketidaknyamanan, ditandai dengan suara gemuruh, suhu tinggi, serta keluarnya abu dan bebatuan.

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mematuhi rekomendasi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menjauh dari radius 4,5 kilometer dari gunung.

"Hewan saja keluar dan mencari tempat aman. Maka warga juga harus patuh. Rekomendasi PVMBG itu harus dipatuhi," jelas Ade.

Selain menjauh dari radius 4,5 kilometer, Ade juga mengingatkan warga untuk waspada terhadap potensi banjir lahar yang telah memakan korban beberapa waktu lalu.

Menurutnya, banjir lahar saat ini diprediksi lebih berbahaya dibanding sebelumnya.

"Sekarang material abu vulkanik Marapi itu sudah sampai di tengah gunung. Kalau dulu itu, baru awalnya saja. Jadi jika terjadi banjir lahar lagi, kemungkinan lebih besar," kata Ade.

Kondisi ini, lanjut Ade, disebabkan aliran sungai yang berhulu di Marapi yang belum dilakukan pembersihan.

Meskipun pemerintah daerah telah melakukan pembersihan atau pengerukan, hal tersebut belum mencapai hulu atau bagian atas Marapi.

Ade juga menyoroti bahwa rencana pemerintah untuk membuat sobodam atau cekdam belum dilaksanakan karena terbentur biaya.

"Rencana pemerintah membuat sobodam kan belum dilakukan. Jadi bahayanya tetap ada," jelas Ade.

Sebelumnya, akibat peningkatan aktivitas vulkanik, Gunung Marapi di Sumatera Barat telah naik level dari waspada ke siaga level III.

"Peningkatan status itu terhitung sejak Rabu (6/11/2024) pukul 15.00 WIB," kata petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Teguh saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/11/2024) pagi.

Teguh menambahkan, dalam beberapa hari terakhir, Marapi mengalami erupsi, termasuk dua kali erupsi yang terjadi pada hari yang sama dalam rentang pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB.

"Masyarakat diminta untuk menjauh dari kawah dengan jarak 4,5 kilometer. Kami juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama di saat musim hujan," pungkas Teguh.

Sumber