Gerbang SDN Utan Jaya Depok Disegel Pemilik Lahan, Siswa Belajar di Lapangan

Gerbang SDN Utan Jaya Depok Disegel Pemilik Lahan, Siswa Belajar di Lapangan

DEPOK, KOMPAS.com - Sebagian siswa SDN Utan Jaya, Cipayung, Kota Depok, terpaksa belajar di lapangan belakang sekolah pada hari pertama kegiatan belajar mengajar, Senin (6/1/2025).

Pasalnya, pada hari itu, gerbang utama akses masuk sekolah ditutup menggunakan bambu. Diduga, penutupan dilakukan oleh pemilik lahan sekolah. 

Dini (37), salah seorang wali murid yang saat itu mengantarkan anaknya ke SDN Utan Jaya bercerita, sang buah hati dan siswa-siswi maupun guru tak bisa masuk ke sekolah karena akses ditutup.

Akibat penutupan tersebut, anak sulung Dini bersama murid kelas 6 SDN Utan Jaya lain diarahkan belajar di lapangan belakang sekolah. 

“Pokoknya saya antar dua anak saya. Terus pas lihat (gerbang) ditutup kan bingung ya, tapi guru anak saya yang kelas 6 langsung ngajak ke lapangan,” ucap Dini kepada Kompas.com di lokasi, Rabu (8/1/2025).

Saat itu, Dini tiba di sekolah sekitar pukul 06.40 WIB. Ia melihat para wali murid berkerumun bersama anak-anak mereka di depan gerbang SDN Utan Jaya yang disegel bambu. 

Salah seorang guru lantas menginformasikan bahwa murid kelas 1, 2, dan 3 dapat pulang dan belajar dari rumah.

Sedangkan murid kelas 4, 5, dan 6 diarahkan menuju lapangan area belakang sekolah yang bisa dijangkau tanpa melewati gerbang tersebut.

Dini tidak mengetahui jelas aktivitas pembelajaran yang dilakukan di lapangan saat itu. Namun, karena hari itu merupakan hari pertama kembali ke sekolah, kegiatan belajar mengajar memang belum efektif. 

“Anak saya enggak cerita sih kemarin pas di lapangan sistem belajarnya gimana, tapi kayaknya memang belum belajar, kan hari pertama sekolah juga,” tutur Dini.

Meski kegiatan belajar mengajar sempat terganggu, menjelang siang hari, bambu yang menutupi jalan kecil sebelah gerbang mulai diturunkan. 

“Tapi pas sekitar pukul 11.00 WIB (di hari yang sama), itu bambu sudah mulai dicopotin dan sebagian pagar sekolah bisa dibuka lagi,” terang Dini.

Sehari setelah insiden itu, kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal. Para murid masuk dan keluar sekolah melalui pintu kecil di samping gerbang utama SDN Utan Jaya.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, Rabu (8/1/2025), bambu menyilang dan kayu masih menutup gerbang utama sekolah tersebut.

Namun, di samping gerbang berwarna hitam itu ada akses jalan kecil yang tak ditutup, sehingga bisa diakses para murid dan guru. Tampak siswa-siswi SDN Utan Jaya keluar melalui akses jalan tersebut

Sementara, di bagian depan gerbang utama yang terpasang bambu menyilang, terdapat spanduk putih besar bertuliskan “Stop kegiatan sekolah sebelum tanah ini kompen (dibayar). Ngontrak tanah= X, Bayar tanah= X". Tulisan itu dibuat menggunakan cat semprot.

Tepat di atas gerbang utama juga terdapat dua spanduk yang memuat keterangan bahwa lahan sekolah tersebut bukan milik pemerintah Kota Depok.

"Perhatian. Tanah dan bangunan ini dari tahun 1970 s/d 2024 bukan kepemilikan pemerintah Kota Depok. Masih murni kepemilikan tanah dan bangunan milik H Namid bin M Sairan pendiri yayasan SD swasta dari tahun 1970 s/d tahun 2024. Demi hukum belum pernah dihibahkan yang berbentuk apa pun kepada pemerintah," bunyi spanduk tersebut.

Di samping spanduk itu, terdapat spanduk lain yang memuat permohonan maaf ke seluruh siswa dan warga SDN Utan Jaya.

“Kami tidak menyegel! Tapi menyatakan kembali kebenaran hak waris kami sesuai letter C No 603/836 Persil 156, atas nama H Namid bin Sairan yang tercatat dalam buku C desa/kelurahan Pondok Jaya Cipayung Depok".

"Kami harapkan pemerintah dapat secepatnya menyelesaikan hal ini dengan lebih arif bijaksana dan keadilan restoratif. Dan permohonan maaf kepada seluruh siswa dan warga sekolah atas keadaan ini. Dan mohon dibantu suarakan kebeneran ini demi keadilan yang hakiki," bunyi spanduk itu.

Sumber