Gerindra dan PDI-P Disebut Bisa Bersatu di 2029, Kans Prabowo-Pramono Terbuka
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menganggap Partai Gerindra dan PDIP sangat mungkin bekerja sama untuk menjajaki Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029.
Ia mengatakan, peluang itu terbuka setelah Pramono Anung dan Rano Karno dinyatakan memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
“Pada saat bersamaan, tentu partai-partai politik, terutama Gerindra, pasti berpikir kira-kira partner yang dinilai solid, paling militan untuk diajak kerja sama di lima tahun yang akan datang sudah mulai dihitung dari sekarang,” ujar Adi dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Ia menilai, bukan tidak mungkin Pramono nanti didorong untuk maju di Pilpres 2029.
Pada momen itu, Gerindra sangat mungkin mengambil opsi untuk menduetkan Prabowo dan Pramono.
“Jangan-jangan di situ PDIP masuk, apalagi PDIP hari ini punya tokoh sentral juga. Pramono Anung jadi Gubernur Jakarta, kita juga tahu, Gubernur Jakarta itu dianggap RI-3 dan ada kecenderungan siapa pun yang jadi gubernur di Jakarta disorong untuk bisa maju di 2029 di Pilpres,” tutur dia.
Bagi Adi, PDIP yang merupakan partai ideologis besar dengan kursi urutan pertama di DPR RI memiliki kekuatan politik yang mumpuni.
Sehingga, Gerindra hanya memiliki dua pilihan bekerja sama atau berseberangan.
Apalagi, Pramono dianggap sebagai figur kunci yang tak punya resistensi dengan siapa pun.
Maka, bukan tidak mungkin duet Gerindra-PDIP bisa terjadi di Pilpres 2029.
“Partainya besar, Pram ini adalah kawan dan sohib yang juga lama, sama-sama di kabinetnya Pak Jokowi. Pak Pram juga tidak punya resistensi di manapun, hubungan politik dengan Prabowo baik-baik saja. Bisa jadi ini barang, dan ingat lho PDIP kan partai besar yang potensial menjadi kawan dan potensial jadi lawan,” imbuh dia.