Gibran soal Penanggulangan Erupsi Lewotobi: Kita Ingin Pemerintah Hadir
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan arahannya soal penanggulangan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT). Lebih dari 11 ribu warga Kabupaten Flores mengungsi karena erupsi gunung itu.
Dilansir siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (12/11/2024), Gibran memastikan pemerintah hadir dalam penanganan darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Kita ingin pemerintah hadir di saat-saat darurat seperti ini," ujar Wapres.
Hal tersebut disampaikan Gibran saat memimpin rapat koordinasi di kantor BNPB, tadi. Saat memberikan arahan, dia menegaskan perlunya perencanaan yang matang, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Dia mencontohkan soal pengaturan persediaan bantuan logistik, masalah kesehatan warga terdampak, penanganan khusus pada kelompok prioritas, seperti balita, ibu hamil, lansia, dan ibu menyusui, serta antisipasi terhadap potensi terjadinya banjir lahar. Kesamaan data antarpemangku kepentingan juga penting agar penanganan bencana dapat tepat sasaran.
"Untuk selanjutnya, hasil rapat akan kita laporkan ke Pak Prabowo," tutur Gibran.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan BNPB terus membantu penanganan warga terdampak, khususnya di pos pengungsian yang tersebar di beberapa kecamatan.
"Bapak Wapres mengarahkan untuk membedakan tempat pengungsian antara yang umum, lansia, hamil, menyusui, dan anak anak, supaya pelayanan kesehatan dan kebutuhan dasarnya tepat," kata Suharyanto.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan tidak adanya warga di sekitar gunung, khususnya dalam radius 7 km dari pusat erupsi dan sectoral 9 km arah barat daya hingga barat laut.
Di samping itu, PVMBG juga merekomendasikan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap ancaman bahaya banjir lahar hujan pada sungai yang berhulu dari puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Data BNPB per 11 November 2024, pukul 22.00 WIB, gunung dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut ini menyebabkan 11.553 warga mengungsi. Pengungsian terbesar berada di Kecamatan Titehena dengan 5.587 orang, Wulanggitang 1.236, Larantuka 707, Demon Pagong 309, Ile Mandiri dan Lewolema 159 dan Ilebuira 127. Sedangkan di kabupaten lain, Sikka dan Maumere total warga mengungsi mencapai 3.411 orang. Kerugian material berupa bangunan sementara tercatat rumah rusak 23 unit dan sekolah 25.
Korban jiwa meninggal dunia berjumlah 9 warga, luka berat 31, luka ringan 32. Dari total warga yang mengalami luka-luka, sebanyak 3 warga masih mendapatkan perawatan pada fasilitas kesehatan setempat.
Lihat Video Gibran Akan ke NTT, Tinjau Langsung Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
[Gambas Video 20detik]