Gipi soal Penurunan Harga Tiket Pesawat: Jangan Cuma Saat Nataru
Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) mengharapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat tidak hanya berlaku pada saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Pasalnya, hal ini dapat berkontribusi positif terhadap sektor pariwisata di Tanah Air.
Ketua Umum Gipi Hariyadi B. Sukamdani menyampaikan, kebijakan ini diharapkan dapat berlaku jangka panjang untuk mendongkrak sektor pariwisata di Indonesia.
“Kita harapannya adalah tidak hanya di Nataru tapi sepanjang waktu, ini [penurunan harga tiket pesawat] juga harus dilihat kembali,” kata Hariyadi di sela-sela agenda Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025, di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Selain berkontribusi positif terhadap sektor pariwisata nasional, penurunan harga tiket pesawat juga dinilai dapat membuat ekonomi daerah tumbuh. Hariyadi menuturkan, ketika mobilitas masyarakat tinggi berkat harga tiket pesawat yang lebih murah, ekonomi daerah dapat tumbuh lebih cepat.
“Ini sebenarnya faktor pesawat terbang ini sangat punya dampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah lho. Semakin banyak orang berkunjung ke suatu daerah maka akan terdampak ekonomi daerah tersebut,” tuturnya.
Untuk itu, dia mengharapkan pemerintah dapat mengevaluasi kembali komponen biaya yang dapat dilakukan efisiensi agar harga tiket pesawat di Indonesia tidak mahal.
Pemerintah pada akhir November 2024 telah mengumumkan bahwa penurunan harga tiket pesawat jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 mencapai 10% atau setara Rp157.500 per tiket dengan tiga komponen utama.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan, pihaknya memutuskan beberapa kebijakan bersama stakeholder terkait yaitu Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura Indonesia, Pertamina dan maskapai domestik untuk menurunkan harga tiket pesawat.
AHY menyebut, penurunan harga tiket ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan juga menggerakkan ekonomi termasuk pariwisata.
“Maka dari semua elemen tadi termasuk menurunkan biaya atau jasa di bandar udaraan termasuk juga avtur dan tentunya fuel surcharges maka bisa dikurangi harga tiket itu kurang lebih 10%,” AHY dalam keterangan resmi, Selasa (26/11/2024).