Golkar: Kami Tak Ingin Terkesan Mendesak Jokowi Masuk Partai
JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar menegaskan bahwa mereka belum pernah menawarkan keanggotaan kepada Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), yang baru saja dipecat oleh PDIP.
Sekretaris Jenderal Golkar Sarmuji menyampaikan, langkah tersebut belum diambil karena partainya percaya bahwa Jokowi saat ini sedang mempertimbangkan langkah politik yang akan diambil.
“Untuk tawaran menjadi anggota, kita memang belum melakukan. Kenapa? Karena kami meyakini Pak Jokowi saat ini sedang mempertimbangkan banyak hal. Sedang menimbang-nimbang apa yang terbaik untuk beliau, apa langkah politik yang hendak ditempuh,” ujar Sarmuji kepada wartawan, Kamis (19/12/2024).
Sarmuji menambahkan bahwa Golkar sepakat untuk tidak mengganggu Jokowi dengan membahas masalah keanggotaan partai.
Meskipun demikian, ia memastikan bahwa komunikasi antara Golkar dan Jokowi terkait isu-isu politik tetap berjalan lancar.
“Kami tidak ingin mengganggu Pak Jokowi yang sedang menimbangkan banyak hal tadi itu. Jadi komunikasi kita baik, tapi kita tidak ingin terkesan mendesak beliau untuk segera masuk ke Partai Golkar,” kata Sarmuji.
“Kalau komunikasi politik enggak ada hambatan dengan Pak Jokowi. Sama sekali enggak ada hambatan komunikasi politik Pak Jokowi dengan Golkar baik-baik saja, sangat lancar,” tambahnya.
Sebelumnya, PDIP secara resmi memecat Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, pada Senin (16/12/2024).
Menanggapi pemecatan tersebut, Jokowi menyatakan bahwa ia menghormati keputusan partai banteng tersebut.
“Hehehe, ya ndak apa-apa saya menghormati itu," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (17/12/2024) sore.
Jokowi juga menyatakan bahwa ia tidak berada dalam posisi untuk membela atau memberikan penilaian atas keputusan PDIP, karena keputusan itu sudah terjadi.
"Karena keputusan itu sudah terjadi," ungkapnya.
Menanggapi tudingan mengenai penyalahgunaan kekuasaan yang dialamatkan kepadanya, Jokowi menyerahkan segalanya kepada waktu.
"Nanti, waktu yang akan mengujinya, saya rasa itu saja," jelas Jokowi.