Great Eastern Life Optimistis Capai Pertumbuhan Hasil Investasi pada Akhir 2024
Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Great Eastern Life Indonesia optimistis mencapai pertumbuhan hasil investasi sampai dengan akhir 2024, meskipun masih mencatatkan penurunan hasil investasi sekitar 8,54% per September 2024.
Sementara itu, rata-rata industri asuransi jiwa mengalami peningkatan hasil investasi sebanyak 15% secara tahunan (year on year/yoy) per kuartal III/2024.
Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia Hana menyebut bahwa beberapa instrumen investasi menunjukkan kinerja yang stabil, terutama kelas aset pendapatan tetap (fixed income) yang diuntungkan oleh estimasi pemotongan suku bunga.
Beberapa contoh instrumen pendapatan tetap antara lain obligasi pemerintah, obligasi korporasi, deposito berjangka, dan sukuk.
“Kami optimistis dapat mencatat pertumbuhan yang positif, meskipun target spesifik akan bergantung pada kondisi pasar yang terus kami pantau secara ketat,” kata Hana kepada Bisnis, pada Selasa (10/12/2024).
Selain itu, perusahaan juga tetap mengelola portofolio dengan seksama untuk memenuhi kebutuhan nasabah serta pemangku kepentingan. Hana menambahkan Great Eastern Life Indonesia berkomitmen untuk mendukung target inklusi keuangan pemerintah, yang bertujuan mencapai 90% pada 2024 dan 98% pada periode Indonesia Emas 2045.
Melalui sinergi dan kolaborasi, Hana mengatakan perusahaan berupaya memperluas akses layanan keuangan dan asuransi bagi masyarakat Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan negara yang maju dan sejahtera pada tahun 2045.
“Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang cermat dan berfokus pada kebutuhan nasabah, serta mendukung tujuan inklusi keuangan nasional, adalah langkah penting untuk memastikan kinerja berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” ungkapnya.
Pada 2025, Great Eastern Life Indonesia akan mengikuti dinamika pasar untuk mengelola investasi secara optimal. Perusahaan akan menitikberatkan investasinya pada instrumen yang aman dan stabil, seperti obligasi pemerintah, untuk memastikan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan perlindungan para nasabah.
Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan peluang investasi lain sesuai dengan kondisi pasar dan tujuan perusahaan. Pendekatan ini menjadi dasar untuk menjaga keseimbangan portofolio dan menghadapi tantangan dari kebijakan moneter global.
Kebijakan moneter global, termasuk dampak kebijakan pasca terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2025, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi strategi investasi perusahaan. Great Eastern Life Indonesia juga akan terus memantau perkembangan kebijakan global untuk menyesuaikan strategi investasi.
“Setiap alokasi disesuaikan dengan kebutuhan dan profil risiko masing-masing produk yang kami tawarkan kepada nasabah. Dengan pendekatan ini, kami berupaya menjaga stabilitas dan pertumbuhan portofolio investasi kami, serta memastikan perlindungan optimal bagi para nasabah kami,” kata Hana.
Per September 2024, Great Eastern Life mencatatkan hasil investasi senilai Rp275 miliar. Angka tersebut sedikit mengalami penurunan 8,54% yoy dibandingkan Rp301 miliar.
Dilihat dari aset investasi yang mencapai Rp12,74 triliun per September 2024, alokasi paling banyak terdapat pada Surat Berharga Negara (SBN) RI senilai Rp9,94 triliun.
Kemudian saham Rp1,18 triliun, deposito berjangka Rp749 miliar, obligasi korporasi Rp552 miliar, hingga reksadana Rp304 miliar.