Gurihnya Sepat, Kuliner Khas Sumbawa yang Wajib Ada Selama Ramadhan

Gurihnya Sepat, Kuliner Khas Sumbawa yang Wajib Ada Selama Ramadhan

KOMPAS.com - Aroma khas ikan bakar tercium menggoda di sebuah rumah panggung di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis (12/12/2024) siang.

Aroma tersebut berasal dari sepiring sepat, makanan tradisional Sumbawa yang sedang disiapkan oleh Saleha.

Sepat, yang merupakan ikan bakar dipadukan dengan kuah asam yang kaya rasa, telah menjadi salah satu ikon kuliner Sumbawa.

Menurut tradisi masyarakat setempat, sepat menjadi menu utama yang selalu ada di meja makan saat bulan suci Ramadhan.

Saleha menegaskan, "Sepat harus ada selama Ramadhan, rasa asamnya bahkan sudah terbayang pada H-1 sebelum berpuasa."

Ia menambahkan, meskipun tidak berpuasa, menyebut kata ‘puasa’ sudah cukup untuk membangkitkan selera akan rasa sepat yang asam-asam kecut.

Sepat merupakan makanan khas Sumbawa yang mudah dibuat. Rasa kuah yang segar dengan dominasi rasa asam menjadi ciri khas.

"Sepat itu bukan sekadar makanan, tapi warisan leluhur yang harus kita lestarikan," kata Saleha sambil mengaduk kuah sepat.

Proses pembuatan sepat menggunakan ikan segar yang dibakar, kemudian dicampur dengan kuah segar.

Kuah sepat biasanya dibuat dari ikan bakar, asam dan terong ungu, dengan bumbu yang dominan asam dan jeruk limau, menghasilkan rasa yang khas.

"Rasa sepat itu unik, ada asam, asin, dan gurih," ungkap Saleha.

Terkait harga, pembeli hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 untuk membawa pulang kuah sepat.

"Kalau cuma beli kuah sepat hanya Rp 5 ribu, nah beda lagi harga ikannya, ada yang Rp 10 ribu sampai Rp 50 ribu," ujarnya.

Makanan ini tidak sulit ditemukan di Sumbawa. Banyak penjual sepat yang menjajakan dagangannya di pasar tradisional, pinggir jalan, serta rumah makan di tepi pantai.

Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan penjual sepat tradisional semakin berkurang.

"Anak-anak muda sekarang lebih suka makanan instan. Jadi, agak susah mencari penerus untuk usaha ini."

"Harapan saya, sepat bisa semakin dikenal dan digemari oleh masyarakat luas, baik di Sumbawa maupun di luar Sumbawa," pungkasnya.

Untuk melestarikan kuliner tradisional seperti sepat, berbagai upaya telah dilakukan.

Beberapa kelompok masyarakat, termasuk pelaku UMKM dan pemerintah daerah, telah mengadakan festival makanan tradisional.

Sumber